"Kalo saya jadi brand ownernya, saya akan minta maaf pada konsumen itu. Kemudian saya akan memberi dia kompensasi berupa makan puyunghay gratis setiap jumat siang seumur hidup," kata saya lagi.
"Wah rugi, dong, restonya?"
"Justru untung. Karena orang itu akan seneng banget. Dan saking senengnya, dia akan menulis storytelling lagi dan kali ini bercerita betapa hebatnya reaksi brand owner terhadap komplain konsumen."
"Tapi kan dia tiap minggu dapet makan gratis?"
"Apalah arti seporsi puyunghay? Kan mereka juga punya budget promosi, masukin aja ke pos itu?
Kali ini kelas terdiam lagi.
"Dan ingat! Si Storyteller pasti dateng ke resto itu gak bakalan sendiri. Dia pasti ngajak temennya. Yang gratis kan cuma dia, yang lain tetep bayar. Jadi gak ada bedanya dengan promo buy 1 get 1 free," kata saya lagi.
"Oooooooo....." Kali ini hadirin cukup happy ngedenger omongan saya.
"Dia akan cerita ke semua temennya. Dia juga akan selfie dengan puyunghaynya lalu dia upload ke Instagramnya dengan caption, "Kalo gue mati nanti pasti penyebabnya bukan karena kelaparan. Karena gue bisa makan puyunghay ini gratis seumur hidup."
"Hahahaha....bener, Om Bud. Bisa jadi dia malah ngajak keluarga dan temen-temen sekantornya untuk membuktikan hal itu. Keren! Keren, Om Bud," celetuk seseorang sambil tertawa geli.
"Betul! Keliatannya kita minta maaf dan ngasih makan gratis. Padahal kita telah membuat orang itu jadi ambassador brand kita," sahut saya.