Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Aku Kangen pada Rindu

28 November 2018   02:12 Diperbarui: 28 November 2018   03:29 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isteri saya lagi kasih laporan. Dokpri

Di jaman belom ada handphone, saya selalu merana setiap kali berpisah dengan pacar saya. Misalnya ketika dia pergi ke Amerika untuk sekolah. Perasaan saya begitu tersiksa oleh rindu. Setiap hari saya memeriksa kotak pos berharap ada surat atau kartu pos yang dikirimkannya.

Perbedaan waktu 12 jam membuat rindu semakin mencekam. Setiap weker menunjukkan pukul 12 malam, saya gak bisa tidur karena didera rasa rindu yang teramat sangat. 'Wah, di sana lagi jam 12 siang. Pasti lagi seru-serunya dia bercengkerama dengan teman-teman sekolahnya.' keluh saya. Dengan perasaan gundah gulana saya bergumam, "Sayangku, sedang apa kamu di sana? I miss you so much!"

Ketika pacar saya telpon, kami hanya bisa bicara beberapa menit karena jarak membuat harga pulsa demikian mahal. Pacar saya menelpon dari telepon umum dan dia harus menyiapkan segepok koin untuk menelpon saya. 

Selesai telponan, rindu bukannya terobati justru malah semakin menyiksa. Saya selalu berpikir alangkah nikmatnya kalo ada handphone yang bisa kita bawa kemana-mana. Nelpon semau kita dengan harga terjangkau. Intinya saya terlalu depresi menekan rindu yang begitu mencekam.

Taraaa...!!!! Tiba-tiba keinginan saya terkabul, loh. Semua khayalan tentang handphone terjadi lebih hebat dari harapan saya. Sekarang kita gak perlu lagi tersiksa oleh rindu. Setiap rindu datang, kita tinggal telepon atau video call. Kita bisa tau persis, pacar kita ada di mana, pake baju apa, sama siapa, lagi ngapain. Semuanya termonitor. Luar biasa!

Isteri saya adalah orang yang sangat sering mendapat tugas keluar kota dan ke luar negeri. Kadang kantor tempatnya bekerja bisa mengirim dia tiga kali dalam 1 bulan. Yang paling sering, dia pergi ke Aussie. 

Tapi sesering-seringnya dia meninggalkan keluarga, saya tidak pernah sekalipun merasa tersiksa oleh rasa rindu seperti dulu. Kenapa? Thanks to handphone! Isteri saya rajin banget kirim WA. Setiap ada perpindahan tempat, dia selalu WA. Misalnya:

"Sampe bandara." Gak lama kemudian dia kirim lagi "Check in." Dilanjutkan dengan "Waiting room". Abis itu "Boarding". Beberapa lama kemudian, "Landing". Setelah itu 'Sampe di hotel" Berikutnya video call "Lihat ini kamar gue, Om Bud. Bagus ya? Kapan-kapan kita ke sini bawa anak-anak, ya?"

Selesai video call, WA dateng lagi "Meeting". Lalu "Alhamdulillah meeting selesai dengan lancar". Kemudian video call lagi, "Gue lagi dinner di Darling Harbor, nih. Seagullnya makin banyak aja di sini. Reo pasti seneng banget kalo diajak ke sini lagi." Selesai video call, WA kembali mengambil peran, "Back to hotel", Sebagai penutup hari "Nite2, Om Bud. Tidur dulu, ya.C u 2moro. I love you."

Selama berhari-hari, kiriman WA antara kami terus berlangsung secara intens. Begitu intensnya sehingga saya gak sempat lagi merasa rindu. Alhamdulillah ya punya isteri kayak gitu? 

Dia meninggalkan kita tapi kitanya gak merasa ditinggalkan karena setiap saat dia selalu hadir melalui layar HP. Bukan cuma ke saya, anak-anak pun diabsen oleh ibunya. Ditanya lagi apa, ada PR atau nggak, udah sholat belum, udah makan belum, tidur jangan malem-malem dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun