Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bisnis Uban bersama Ayah

19 November 2018   00:40 Diperbarui: 19 November 2018   01:13 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Boleh. Sekarang, ya?" kata Ayah saya.

"Sekarang, dong." sahut saya bersemangat. Gimana ga semangat kan saya mau dapet uang.

Tapi lagi-lagi saya kecewa. Uban Ayah saya masih sedikit. Masalah uban ini sering jadi dilema buat saya. Kalo uban sedikit, upah saya ikut sedikit. Tapi kalo udah banyak, Ayah ga mau dicabut ubannya tapi maunya dicat pake penghitam merk Peacock. Kalo akhirnya dicat, saya yang rugi. Udah kerja capek-capek tapi ga ada upahnya.

Saya itung lagi uban Ayah, ternyata cuma ada 4 uban. Buset! Kapan bisa kaya, nih kalo panen uban cuma segini?

Ting! Mental wiraswasta saya rupanya udah ada sejak kecil. Tiba-tiba saya teringat sama uban Ayah yang saya simpen di dalam kotak semir sepatu.

"Sebentar, Yah." kata saya sembari berlari ke arah kamar dan mengambil kotak berisi uban.


"Kenapa Bud? Kok tiba-tiba ngilang." tanya Ayah begitu ngeliat saya balik lagi.

"Ngambil kotak semir buat tempat uban" kata saya sambil memperlihatkan kotak semir di tangan tapi saya ga memperlihatkan bahwa ada 3 uban yang tersimpen di sana.

"Ngapain uban kok disimpen segala?" tanya Ayah saya keheranan.

"Buat kenang-kenangan." sahut saya sekenanya. Lalu saya pun meneruskan tugas. Perlahan-lahan saya cabut keempat uban Ayah satu demi satu. Satu lembar uban kan upahnya Rp 10, jadi dari total empat lembar uban saya akan mendapatkan Rp 40.

Nah, sekarang barulah taktik jenius saya laksanakan. Sebuah strategi untuk mendapatkan upah lebih banyak dari seharusnya. Caranya? Saya cabut rambut Ayah lagi yang masih item.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun