Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Pernah Meremehkan Kekuatan Rima

30 Desember 2017   21:24 Diperbarui: 31 Desember 2017   11:20 2791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
regional.kompas.com

"Kebenaran & kepastian mengapung, di antara uang & kuasa yang mengepung." Sumber: Mafia Perkara

"Berbuat untuk sebuah harapan, yang tidak lagi dikeluhkan tetapi diperjuangkan." Sumber: Diam Bukan Pilihan

"Timur adalah kita yang terjaga lebih dulu, timur adalah Indonesia yang tak sabar menunggu." Sumber: Melihat Ke Timur

"Apa arti ijazah yang bertumpuk, jika kepedulian dan kepekaan tidak ikut dipupuk?" Sumber: Dari Jogja Untuk Bangsa

Sebelum kita kaji lebih jauh, mungkin kita perlu membahas apa yang melatarbelakangi munculnya sebuah rima. Saya kira begini sejarahnya: Pertama kali manusia berinteraksi atau berkomunikasi pastilah mereka menggunakan mulut untuk berbicara. Apabila bahasanya berbeda, mereka akan menambah bantuan dengan bahasa tubuh. Apakah mereka menggunakan bahasa tulis? Belum! Bahasa tulis belum lahir waktu itu.

Bahasa lisan muncul jauh sebelum bahasa tulis. Karena orang berkomunikasi dengan mulut makanya disebut dengan bahasa lisan. Bahasa lisan sama umurnya dengan peradaban manusia. Zaman bahasa lisan dipenuhi oleh mitos, dongeng, mantra sakral dan doa-doa ritual perdukunan. Segala macam budaya tersebut terutama yang sakral tentu harus dilestarikan untuk diturunkan kepada anak cucu mereka. Masalahnya zaman itu belum ada yang namanya bahasa tulis. Lalu apa yang harus diperbuat?

Di waktu itulah yang namanya rima dibutuhkan. Rima sengaja diciptakan untuk memudahkan orang untuk menghapal segala mantra dan doa-doa tadi. Dengan adanya rima, maka semua cerita dan mitos jadi gampang diingat dan bisa diwariskan pada generasi berikutnya dengan utuh.

Jadi bisa disimpulkan bahwasanya, Rima itu sebenarnya tercipta untuk kepentingan bahasa lisan. Namun dalam perjalanannya, manusia menganggap rima itu bukan hanya gampang diingat, akan tetapi juga enak didengar dan enak diucapkan. Secara umum muncul asumsi bahwa kalimat yang berima itu jadinya lebih indah. Karena itulah, walaupun zaman bahasa tulis telah berlangsung berabad-abad, orang masih suka menggunakan rima, entah itu penulis prosa, penulis puisi, penulis naskah iklan, penulis status Facebook sampai penulis Kompasiana...Dan gak ada yang salah dengan hal itu.

Sekarang pertanyaannya adalah haruskah kita menggunakan rima dalam sebuah penulisan? Ya gak harus sih. Tapi buat saya, sebisa mungkin, sebuah kalimat lebih baik dicari rimanya.

Perlu dicatat, jangan pernah mempertanyakan apakah lebih penting pesan atau rima. Kedua hal tersebut bukan untuk dipertentangkan. Kedua faktor tersebut justru harus bahu membahu dan bekerja sama agar pesan tersebut jadi semakin menarik. Jadi perlu digarisbawahi; jangan pernah mengorbankan pesan demi sebuah rima. Sebuah rima seyogyanya membuat pesan kita semakin kuat. Selain lebih kuat tentunya kalimat tersebut pasti jauh lebih mudah diingat.

Waktu jaman SBY berkuasa, Harian Kompas pernah membahas hal yang sangat menarik. Di sana dibahas tentang kritik-kritik yang ditujukan pada performance Presiden SBY. Kompas menulis bahwa dari begitu banyaknya kritik yang ada, hanya kritikan Megawatilah yang paling menonjol. Mengapa demikian? Selidik punya selidik, kalimat kritikan Megawati selain kritiknya pedas, ternyata menggunakan rima. Rimanya dikemas begitu menarik sehingga banyak koran yang meletakkannya dalam headline.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun