Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Penuh Dendam, Dia Bilang, Fuck You!"

25 November 2017   00:46 Diperbarui: 25 November 2017   14:36 10112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Djito Kasilo bersama Tim KPK. Dok. Pribadi

Waktu masih bujangan, saya gak merasa ada yang aneh jika anak kecil menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Ngeliat anak umur 4 tahun menyanyikan lagu cinta, patah hati dan kerinduan pada kekasih yang jauh di negeri orang, buat saya itu malah lucu. Ketidakcocokan lirik lagu dan usia anak kecil itulah yang membuatnya jadi kocak banget. Saya sering melecehkan kekhawatiran orang yang resah karena anak-anak kecil menyanyikan lagu orang dewasa. Woiii, para ortu, parno aja lo, ah!

Ketika akhirnya punya anak, pikiran saya mulai berubah. Ada satu peristiwa yang membuat saya mulai bersetuju dengan kekhawatiran para orang tua di atas. Kenapa? Karena anak tetangga saya, yang baru berusia 6 tahun, sering menyanyikan lagu Jamrud yang berjudul "Surti dan Tejo." Dan yang dinyanyikan berulang-ulang hanya ujung lagunya saja. Mulanya saya sama sekali tetap gak terganggu tapi ketika anak saya yang baru 2 tahun ikut-ikut menirukan lagu itu, saya langsung panik. Karena lirik lagu itu, bunyinya, "Penuh dendam, dia bilang fuck you...Surti fuck you."

Waaaa...!!! Saya shock banget! Bayangin, anak umur 2 tahun menyebut "fuck you". Orang tua mana yang gak panik? Sejak peristiwa itu, saya bertekad untuk menjauhkan anak saya dari lagu-lagu orang dewasa dan mencari lagu yang pantas untuknya. Tapi niat saya tersebut tidak mudah dijalankan. Kenapa?

Waktu saya masih kecil, cukup banyak lagu untuk anak-anak dan dinyanyikan oleh penyanyi anak-anak, misalnya Chicha Koeswoyo, Adi Bing Slamet, Ira Maya Sopha dll. Tapi kids zaman now? Kesian banget, mereka gak punya lagu yang cocok sesuai usia makanya gak heran mereka jadinya mengonsumsi lagu dewasa sebagai kebutuhan musiknya. Saya lumayan galau ngeliat kondisi kelangkaan lagu anak-anak. Ke mana pencipta lagu anak-anak? Ke mana penyanyi anak-anak sekarang? Seharusnya pemusik yang sudah kaya harus mikirin kebutuhan itu.

Tapi di setiap kekacauan, Tuhan selalu mengirimkan seorang pahlawan. Minimnya lagu anak membuat seorang bernama Djito Kasilo tergerak untuk menawarkan solusi. Sebelumnya dia tidak dikenal sebagai tokoh pemusik dan bukan juga tokoh pecinta anak seperti Kak Seto atau Papa T. Bob. Dia adalah seorang insan periklanan yang peduli dan merasa terpanggil untuk memecahkan masalah kelangkaan lagu anak tersebut.

Bersama dengan teamnya, dia membuat website dan meng-upload banyak sekali lagu2 yang khusus diperuntukkan untuk anak ke dalamnya. Website itu dia beri nama marinyanyi.com Gerakan yang dia buat ini patut diacungi jempol karena semua lagu, dia ciptakan sendiri, musiknya dia mainkan sendiri bahkan cukup banyak juga lagu yang dia nyanyikan sendiri. Sampai saat ini sudah lebih dari 500 lagu yang dia ciptakan.

Guru2 TK di pelosok Kulon Progo DIY yg tidak terjangkau internet dapat kiriman CD lagu anak-anak dari marinyanyi. Dok pribadi.
Guru2 TK di pelosok Kulon Progo DIY yg tidak terjangkau internet dapat kiriman CD lagu anak-anak dari marinyanyi. Dok pribadi.
Sebagai orang iklan, Djito Kasilo tentunya tidak punya kesulitan dalam membuat strategi marketingnya. Beberapa cara yang dia lakukan antara lain mempersilakan semua orang untuk mengunduh lagu-lagunya secara gratis. Dia juga melakukan roadshow ke sekolah-sekolah yang belum terjangkau internet untuk mengajarkan langsung lagu ciptaannya pada para murid. Bukan hanya itu, Djito juga mengajarkan cara mudah membuat lagu pada guru-gurunya.

Kasih workshop ke guru-guru TK cara bikin lagu anak. Dok. pribadi
Kasih workshop ke guru-guru TK cara bikin lagu anak. Dok. pribadi
Yang cukup menarik adalah setiap orang juga bisa memesan lagu anak sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya ada orang tua yang mengeluh karena anaknya tidak suka makan sayur maka orang tua itu bisa memesan lagu ke Djito Kasilo yang liriknya mengajak anak-anak untuk makan sayur sekaligus menerangkan betapa pentingnya sayur mayur untuk pertumbuhan anak sehat.

Mini konseranak-anak TK menyanyikan lagu Djito Kasilo. Dok pribadi
Mini konseranak-anak TK menyanyikan lagu Djito Kasilo. Dok pribadi
Dia juga menawarkan pada para guru dan orangtua untuk membuat sendiri lirik lagu anak dan selanjutnya Djito yang akan membuatkan melodinya. Konser-konser mini dengan penyanyi-penyanyi cilik dia selenggarakan agar lagu-lagu anak tersebut bisa menyebar secara merata ke seluruh pelosok negeri.

Pemikiran-pemikiran yang tak terbayangkan oleh orang biasa juga dilakukan oleh Djito. Misalnya dia mengadakan piknik bersama anak jalanan dan di tempat wisata itu dia mengajarkan lagu anak yang terdapat di websitenya kepada pengamen jalanan. Hebat banget, ya?

Piknik musik bersama anak jalanan. Ngajarin lagu anak Marinyanyi ke pengamen cilik. Dok pribadi.
Piknik musik bersama anak jalanan. Ngajarin lagu anak Marinyanyi ke pengamen cilik. Dok pribadi.
Bahkan Djito juga berkolaborasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menciptakan lagu anak supaya sejak dini generasi muda sudah dibekali kejujuran, tepat waktu, taat antre dengan harapan, generasi penerus menjadi manusia yang mumpuni sehingga ke depannya populasi koruptor bisa dikurangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun