"Masa sih?"
"Serius! Masa lalu buat gue gak penting lagi. Yang lebih penting kita sama-sama merasa bertemen untuk bersilaturahmi. Dan silaturahmi itu pastinya akan menyenangkan karena kita punya fondasi yang kuat."
"Apa fondasi yang kuat itu?" tanya saya kebingungan.
"Ya itu tadi, kita sama-sama meyakini bahwa kita temen satu SMA. Temen-temen SMA kita yang lain adalah saksi bahwa kita memang beneran temen satu sekolah. Buat gue itu udah cukup. Gue meyakini bahwa hubungan kita ke depan akan lebih penting daripada mengorek-ngorek masa lalu yang kita udah lupa juga."
"Hehehehe canggih juga jawaban lo, Nev. Gue barusan pulang dari reuni dan temen-temen pada marah karena gue udah lupa sama mereka." Tanpa terasa saya langsung curhat mendengar jawaban bijaksana temen saya itu.
"Di usia sekarang, kita semua udah menjelma menjadi Si Pikun dan Si Baper, Bud. Makanya saat reuni dibutuhkan pengertian antara keduanya untuk saling mengerti keadaan itu," kata Nevy lagi.
Ah, seandainya semua temen di acara reuni tadi punya pemikiran seperti Nevy, pasti suasananya lebih menyenangkan. Thanks Nevy.