Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Semangkuk Soto Seusai Perjumpaan dan Perbincangan

7 Oktober 2025   08:07 Diperbarui: 8 Oktober 2025   12:51 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangkuk Soto Madura dan Sepiring Nasi usai Perjumpaan (dokumen pribadi)

PERBINCANGAN mengasyikkan dalam suasana menyenangkan terjadi pada Minggu (5/10) pagi lalu. Rendezvous tiga penulis Kompasiana berlangsung hangat di sebuah tempat ngopi dekat alun-alun Kota Bogor.

Beberapa waktu lalu Kakak Via (Kompasianer Novia Respati) mengirim pesan via WhatsApp, merencanakan perjumpaan. Saya kira ia mengirim pesan serupa ke Fery Widiatmoko (Kompasianer Efwe).

Kakak Via tinggal di Bojonggede, Kabupaten Bogor. Kang Fery di Cilebut, Kota Bogor. Saya di Kelurahan Ciwaringin, Kota Bogor. Saling berdekatan, maka sewaktu-waktu bisa ketemuan.

Dari titik perjumpaan di alun-alun berlanjut dengan jalan kaki ke sebuah tempat minum kopi. Jaraknya dekat. Begitu memasuki Jalan Gedong Sawah, kanopi dari bangunan asri itu sudah tampak.

Masih pagi. Belum jam setengah sembilan. Baru tampak tiga atau empat pengunjung coffee shop yang memiliki 8 gerai di wilayah Bogor (unggahan Instagram unclejokopi.id pada Juli 2024).

Kopi Tubruk tanpa gula, V60 Japanese, dan kopi susu menemani obrolan. O iya. Kakak Via sedang menyantap penganan, entah apa namanya, yang tampak enak.

Tadinya, saya hendak mencomot sedikit, tapi obrolan demi obrolan menghapus angan-angan tersebut.

Perjumpaan terencana tanpa rencana tidak membincangkan agenda bahasan tertentu. Hanya bertemu, ngopi bareng, dan ngobrol tanpa susunan acara. Pun tidak membahas Topik Pilihan di Kompasiana.

Namun, pembicaraan akhirnya menyerempet ke dinamika yang terjadi di Kompasiana. 

Tentang karewar (K-Rewards), AU (artikel utama/headline), gaya menulis, sedikit menyinggung tata bahasa (penggunaan titik koma, "di" yang harus dipisah atau disatukan dengan kata, dan seterusnya).

Eits, bukan ngrasani Kompasianer lainnya, ya. Tidak! Tak elok melakukannya.

Semua hal dibahas tak terlalu serius. Tak perlu dimasukkan hati pula. Pembicaraan encer yang mengasyikkan di tempat bersuasana menyenangkan.

Perbincangan seru menghentikan waktu. Dunia serasa milik bertiga. Riuh percakapan pengunjung yang sudah memenuhi ruangan kemudian mengembalikan kami ke bumi.

Eh, ternyata waktu mendekati Zuhur. Tiba saat untuk berpisah, kembali ke keluarga masing-masing.

Kang Fery hendak naik angkot 05 ke rumah mertuanya. Kakak Via menuju stasiun, naik Commuter Line ke Cilebut. Saya mengacungkan jari ke sopir angkot 12 yang melewati daerah dekat rumah saya.

Kendaraan beringsut kurang dari 300 meter, sekilas terlihat penjual soto di sekitar Pasar Anyar. Tanpa pikir panjang saya menyeru ke sopir.

Saya menghampiri warung tenda penjualan Soto Madura. Tak butuh lama, sepiring nasi dan semangkuk soto tersaji. Kerupuk putih bulat melengkapi santapan.

Waktunya makan siang. Sesungguhnya, saat itu saya tidak lapar. Perjumpaan hangat dan obrolan seru membuat kenyang, lebih baik makan siang di rumah.

Keadaan tubuh tidak terlalu sehat telah memicu keinginan menyantap soto. Saya butuh makanan hangat, berkuah, dan mudah ditelan. Soto merupakan pilihan bagus.

Perjalanan ke Merak pada Sabtu kemarin telah menguras tenaga. Berangkat pagi pulang terlalu larut membuat waktu tidur berkurang. Ditambah, gejala flu membuat bersin-bersin dan hidung meler.

Namun, kondisi badan kurang fit tidak menyurutkan keinginan datang ke perjumpaan. Kopi ditambah perbincangan hangat menyingkirkan kantuk dan gangguan hidung.

Ketika semua kesenangan tersebut usai, kegelisahan itu muncul lagi. Perlu diredam dengan makanan berkuah. Hangatnya kuah sedikit meredakan tidak enak yang dirasakan tubuh.

Semangkuk soto kuah kekuningan, sepiring nasi, dan dua kerupuk menjadi santapan usai perjumpaan dan perbincangan dengan dua sahabat saya, Novia Respati dan Efwe.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun