Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Menemukan Kuliner Khas Bogor dengan Rasa Otentik

27 Agustus 2025   07:07 Diperbarui: 27 Agustus 2025   17:37 4828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abah sedang meracik kuliner khas Bogor (dokumen pribadi)

Terakhir menyantapnya, laksa terasa terlalu manis. Sejak saat itu laksa Bogor tidak lagi menjadi menu yang saya inginkan.

Pernah sekali mencobanya di Gang Aut, Suryakancana, Kota Bogor. Daerah tersebut dikenal sebagai salah tujuan kulineran. Di sana, laksa tercecap seperti kolak gurih. Saya kurang menyukainya.

Jadi, sekalipun ada penjual laksa di daerah dekat rumah, saya tidak tertarik menjajalnya.

Namun, Sabtu pagi yang iseng mendorong saya menghampiri penjual laksa. Ia berjualan dekat trotoar di luar pagar "Bogor Agro Science Technopark" milik Kementerian Pertanian. Sebutan yang keren dan kesains-sainsan. Kenyataannya, tiada hal yang mencerminkan makna nama tersebut.

Tadinya, penjual laksa pernah mengisi food court di dalamnya. Berhubung selama 8 bulan minim pengunjung, ia bersama pedagang kuliner lainnya hengkang dari tempat sepi itu.

Penjual laksa menempati jalur hijau milik pemda tepat di depan pagar tempat sebelumnya. Sekarang ia tidak perlu membayar. Tidak ada gangguan. kendati sesekali diusir aparat lantaran ada pejabat hendak lewat.

Ternyata, enam bulan berjualan di lokasi tersebut penjual laksa itu mendapatkan jauh lebih banyak pembeli. Setengah jam lebih nongkrong, saya menghitung ada sembilan pembeli. Orang yang olahraga jalan pagi hingga yang bermobil.

Satu hal yang unik dari penjualan laksa adalah cara memanaskan isian di dalam mangkuk. Umumnya, isian laksa Bogor terdiri dari:

  • Bahan matang (ketupat, bihun, telur rebus).
  • Bahan belum dimasak (tauge, oncom merah, tahu kuning, kemangi, dan sepertinya kelapa agak muda diparut).

Bahan-bahan tersebut disiram kuah dari dandang yang dipanaskan dengan bara kayu bakar. Kuah kekuningan merupakan hasil olahan kaldu, aneka rempah dan bumbu, serta santan.

Kemudian mangkuk diangkat sambil memiringkannya untuk mengembalikan kuah ke dandang. Agar tidak berjatuhan, isian ditahan dengan sendok sayur.

Proses ini dilakukan tujuh kali. Saya menduga, itu untuk mematangkan dan memanaskan isian tadi. Atraktif!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun