Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Tujuan Panen Air Hujan Tak Hanya agar Ngirit

15 Agustus 2025   14:08 Diperbarui: 18 Agustus 2025   20:35 2470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya, tampungan hanya terletak di satu titik. Di bawah talang yang menghimpun cucuran air hujan di genteng dan tritisan (atap tambahan).

Bertambahnya wadah penampung bertambah pula titik penempatan. Kini ada di bawah tiga lokasi talang. Wadah-wadah ditutup ketika tidak turun hujan.

Tong biru Pemanenan Air Hujan (dokumen pibadi)
Tong biru Pemanenan Air Hujan (dokumen pibadi)

Tong biru dan ember-ember Pemanenan Air Hujan (dokumen pibadi)
Tong biru dan ember-ember Pemanenan Air Hujan (dokumen pibadi)

Air hujan tampungan digunakan untuk: menyiram tanaman yang tidak tertimpa titik-titik air dari langit; mencuci peralatan (misalnya, alat berkebun); membersihkan lantai paving block; membilas kakus, dan penggunaan air selain air minum.

Lah, kan ada air untuk segala keperluan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)?

Misalnya, menyiram kloset tinggal pencet tombol flush maka air menyembur deras dari tangkinya. Menyiram tanaman, tinggal putar keran leding dan arahkan selang.

Lagi pula Kota Hujan tak mengenal kering. Ada cukup air untuk tanaman. Kok repot-repot banget nggotong ember isi air? Mau ngirit, bukan?

Memang hemat. Tagihan PDAM di rumah berkurang kira-kira separuhnya. Akan tetapi, menghemat pengeluaran untuk air bukan satu-satunya pertimbangan --bukan alasan penting.

Tujuan lebih penting dan sangat utama adalah menjaga kelestarian air bersih, demi ketersediannya bagi generasi mendatang. Terlalu jauh ya mikirnya? Tidak juga sih.

IPB University mengatakan, Indonesia menghadapi krisis air bersih di 2045. Kelangkaan yang dipicu oleh perubahan iklim ekstrem, pesatnya urbanisasi, kurang tepatnya pengelolaan lingkungan, dan kurang optimalnya pengelolaan sumber daya air. Termasuk kelangkaan sebab alih fungsi lahan (sumber).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun