Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Rangkasbitung: Museum Multatuli, Water Toren, dan Pasar Tradisional

6 Agustus 2025   06:05 Diperbarui: 6 Agustus 2025   09:28 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan di gerbang Museum Multatuli (dokumen pribadi)

Sambil menunggu Museum Multatuli buka kembali, saya berjalan kaki 400 meter. Menuju konstruksi bersejarah lainnya, yang terletak di sebelah Taman Makam Pahlawan Sirna Rana. 

Bangunan berada di atas lahan bertembok. Syukurlah, gerbang besi tidak digembok. Takada karcis masuk, petugas, bahkan pengunjung lain.

Tembok di depan bangunan bersejarah (dokumen pribadi)
Tembok di depan bangunan bersejarah (dokumen pribadi)

Menaiki anak tangga dan tiba di pelataran saya menyaksikan konstruksi menara air yang berdiri tegak. "Water Leiding Toren te Rangkas Betoeng" atau dikenal sebagai Water Toren Rangkasbitung. Struktur silinder menopang toren atau tandon air segi delapan. 

Bangunan diresmikan pada tahun 1931, untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Rangkasbitung pada waktu itu. Tahun 1970 tidak difungsikan lagi. 

Water Toren Rangkasbitung (dokumen pribadi)
Water Toren Rangkasbitung (dokumen pribadi)

Keterangan tentang Water Toren (dokumen pribadi)
Keterangan tentang Water Toren (dokumen pribadi)

Menurut kompas.com, bangunan direnovasi tahun 2021 dan dibuka untuk umum pada 2022 (sumber).

Betapa, bangunan tersebut memiliki struktur sangat bagus. Mampu bertahan selama 94 tahun. Hampir satu abad! Saya membayangkan, jika ia dibuat oleh kontraktor domestik zaman now, belum 10 tahun bangunan bakal ambrol.

Kunjungan ke Water Toren Rangkasbitung menambah pengetahuan tentang peristiwa masa lampau, sekaligus mengagumi contoh nyata penerapan presisi atas kaidah-kaidah ilmu konstruksi.

Museum Multatuli

Karcis masuk museum Rp2.000 per orang. Di luar dugaan, tidak sedikit pengunjung: keluarga-keluarga; anak-anak muda; rombongan open trip dari Jakarta ke Badui; dan pelancong berasal dari luar Rangkasbitung, seperti saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun