"Pantai Indah Kapuk? Tentang Pagar Laut, emang gimana ceritanya?"
"Pagar laut dihentikan (pembangunannya-pen.). Tapi pengembangan PIK tetap lanjut. Tiap malam truk hilir mudik. Dulu, siang mereka merajalela. Makanya jalanan hancur."
"Jadi ...???"
"Ya, cuman ditangani setelah heboh dan viral. Katanya, sekarang lurah yang ditahan sudah dilepas. Tidak ada heboh lagi dan kita tetap susah," sopir angkot menutup pembicaraan seraya bertanya tujuan akhir.
Tidak Ada Dermaga
Sopir angkot menurunkan para penumpang di dermaga penyeberangan ke Untung Jawa, salah satu pulau dari Gugus Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.
Takada dermaga berupa struktur kokoh di Pantai Tanjung Pasir itu. Sebuah kayu balok lebar sekitar 20 sentimeter. Di sepanjangnya direkatkan reng (bilah kayu) melintang. Titian itu menghubungkan pantai dengan perahu kayu.
Menyeberang Bareng Warga Pulau
Ketika sedang menimbang-nimbang tentang pilihan perahu, seorang pria yang bersama istrinya bertanya, "mau nyebrang ke pulau? Bareng saya saja!"
Ia mengenalkan diri sebagai Pak Mamat, warga Pulau Untung Jawa. Ia dan istrinya merupakan penumpang angkot putih tadi, yang baru berbelanja perlengkapan anak sekolah.
Tak lama seseorang menawarkan jasa penyeberangan. Bisa jadi calo. Saya menunjuk Pak Mamat yang menggangguk. Maka pria itupun ngeloyor pergi.
Kata Pak Mamat, tarif penyeberangan warga lokal Rp20.000 per orang. Sementara wisatawan membayar Rp25.000 per orang per trip. Ongkos dikutip setelah tiba di dermaga Pulau Untung Jawa.