Tidak pedas cabai. Bahkan, tidak ada sambal pada hidangan, pun di meja. Walaupun memiliki tekstur mirip, Nasi Kandar berbeda dengan nasi Padang yang cenderung pedas.
Nasi Kandar terasa tidak spicy dan gurih berimbang. Kemungkinan, lidah yang terbiasa dengan makanan bergaram tinggi dan banyak micin tidak bakal mudah menerimanya.
Masakan ini sangatlah lezat bagi saya. Tidak terasa asin. Sepertinya juga tidak mengandung penyedap buatan. Rasa enak muncul dari beragam rempah bumbu kari.
Tidak mengherankan, nasi pera yang jumlahnya sangat banyak (dua porsi bagi saya) dan ayam tandas berikut tulang-tulangnya.
Saya tidak memakan tulang ayam, tetapi membungkusnya untuk kucing di jalanan.
Harganya lumayan membuat dompet lapar, Rp42.000 per set menu termasuk teh manis. Mekipun demikian, saya pulang dengan perut kenyang, sangat kenyang, dan meninggalkan rasa puas di meja.Â
Tidak rugi batal makan rujak cingur kesukaan. Menyantap Nasi Kandar merupakan pengalaman baru yang menyenangkan dan mengenyangkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI