Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Lontong Bumbu, Nasi Ayam Kampung, dan Penurunan Daya Beli

11 Februari 2025   06:08 Diperbarui: 11 Februari 2025   10:11 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lontong Bumbu dan Nasi Ayam Kampung (Dokumentasi Pribadi)

SELAMA olahraga jalan kaki pagi tidak jarang saya mampir jajan. Bukan lantaran lapar belum sarapan. Bukan sebab munculnya rasa ingin. Namun, karena ada satu pertimbangan tersendiri.

Teman-teman di Wild West sana menyebut, makan di antara waktu sarapan dan makan siang itu sebagai brunch. Sarapan telat, demi menambal rasa lapar sekaligus mengisi energi.

Nah, tidak jarang saya menikmati brunch, kendati pagi sebelumnya telah sarapan. Ada keadaan-keadaan yang mendorong saya untuk mampir.

Beberapa waktu lalu saya lewat di depan lapak Bu Yanti, penjual penganan sarapan: nasi uduk, lontong sayur, bihun saus kacang, gorengan, lontong bumbu.

"Mampir yeuh! Lama nih nggak jajan?"

Dua jam mendekati waktu tengah hari. Olahan bihun menggunduk, bakwan berderet bersama gorengan lainnya, dan enam bungkus lontong di antara cobek besar dan panci-panci. Setelah duduk, barulah saya mendapat keterangan bahwa masih tersedia beberapa porsi nasi uduk, lontong sayur, dan lontong bumbu.

Lontong bumbu. Bumbunya adalah kacang goreng diulek bersama garam, cabai rawit, dan air matang. Bumbu kacang diaduk dengan irisan lontong. Terkadang orang juga menamakannya doclang. Ada juga yang menyebutnya pesor (nama lain dari lontong).

Lontong bumbu (Dokumentasi Pribadi)
Lontong bumbu (Dokumentasi Pribadi)

Pesor atau lontong (Dokumentasi Pribadi)
Pesor atau lontong (Dokumentasi Pribadi)

Doclang versi bumbu ulek. Doclang versi hemat, harga Rp5.000 seporsi. Berbeda dengan umumnya doclang yang dijual di Jembatan Merah, Kota Bogor, dengan bumbu matang dan isi lebih beragam (tahu, telur, kentang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun