WARUNG Kelud. Tempat penjualan masakan Jawa Timur. Terletak di seberang pabrik farmasi, PT. Boehringer Ingelheim, Jalan Lawang Gintung, Kota Bogor.
Bilik memasak dan tempat makan menyatu dalam ruangan kecil. Ia menjual tiga macam makanan utama --rujak cingur, rawon, dan tahu telur. Harga terjangkau. Rawon, Rp20.000. Rujak Cingur, Rp22.00. Tahu telur, Rp15.000. Menu sudah termasuk nasi atau ketupat, kerupuk, dan segelas teh tawar hangat.
Saya mengunjungi warung sederhana tersebut untuk ketiga kalinya. Pertama, makan rujak cingur. Kedatangan kedua, makan rujak cingur. Masak sekarang makan rujak cingur lagi?
Pilihannya, rawon. Sup daging dengan kuah berwarna hitam, hidangan khas Jawa Timur yang sempat menjadi sup terbaik di dunia versi Taste Atlas. Masakan berempah ini amatlah lezat. Saya tidak akan pernah bosan menyantapnya.
Artikel tidak mengulas komposisi pembentuk rawon. Pun tentang kelezatan rasa masakan Jawa Timur. Namun, tentang bisnis kuliner itu.
Pada kedatangan ketiga kali, saya melihat ada penambahan menu, yaitu pempek dan angsle (minuman hangat dengan kuah manis, bersantan, dan isi berupa petulo, ketan putih, kacang hijau, potongan roti, mutiara, daun pandan, jahe, kacang tanah goreng, irisan kolang-kaling).
Penjualan terbagi dua. Rujak cingur, rawon, tahu telur, dan lainnya tersedia dari pukul 09.30 WIB hingga sore. Sore sampai malam menjual pempek dan angsle. Warung buka setiap hari. Minggu tutup.
Penjual mengoptimalkan warung untuk menghasilkan pendapatan sebanyak mungkin, demi membayar sewa tempat, pembelian bahan, utilitas (gas, Listrik, air), dan keuntungan. Biaya sewa tempat ukuran kira-kira 2X4 meter adalah Rp800.000 per bulan.
Pemilihan lokasi menjadi penting, apalagi rujak cingur dan kawan-kawan bukan makanan populer bagi umumnya warga Kota Bogor.