Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saksi Penting

17 Desember 2022   06:57 Diperbarui: 17 Desember 2022   07:15 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hakim oleh EKATERINA BOLOVTSOVA dari Pexels 

"Yakin?"

"Pasti, Yang Mulia."

"Anda tahu, sejauh ini tiada saksi maupun alat yang mampu melunakkan kerasnya kepala terdakwa."

"Siap, Yang Mulia. Ini saksi penting super istimewa."

Hakim mengangguk. Ruang sidang hening. Seekor lalat memecah sepi. Mendengung mengundang teman-temannya. Palu diketuk. Sidang diskors.

***

Panitera berseru, "saksi silakan memasuki ruangan!"

Pandangan majelis hakim dan hadirin tertuju ke dua daun pintu kayu yang perlahan membuka.

Sebagian terperanjat. Sebagian main hape. Sebagian menutup hidung.

Sesosok berbaju putih dikawal petugas melangkah masuk. Kerah kemeja ada bercak merah. Bagian bawah terpercik noda sewarna tanah merah. Basah.

Bibir memutih dengan wajah pucat sebagai tidak ada darah mengalir di balik kulitnya. Matanya dingin. Pandangannya kosong tanpa napas.

Segumpal kapas dijejalkan pada lubang di dahinya. Bau bacin menyengat. Lalat-lalat terbang mendekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun