Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mencari Rupiah di Tempat Sampah

17 November 2022   06:06 Diperbarui: 23 November 2022   10:30 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pria di tempat sampah (dokumen pribadi)

Di tempat berbeda, seorang wanita pemilah sampah lebih ramah. Mau diajak "ngobrol kosong" di sela-sela kegiatan memilah sampah.

Bi Onah sedang mengais di tempat penampungan sementara (dokumen resmi)
Bi Onah sedang mengais di tempat penampungan sementara (dokumen resmi)

Dari tumpukan limbah rumah tangga yang mestinya baunya semriwing, bi Onah (sebutlah demikian namanya) memisahkan:

  • Plastik bekas kemasan bekas air mineral serta ember dan semacamnya.
  • Kardus dan kertas karton.
  • Meskipun jarang, benda-benda logam takterpakai.

Barang-barang tersebut dipilih dan dipilah menggunakan tangan kosong. Tanpa sarung atau alat khusus. Kemudian dimasukkan ke dalam kantong besar sesuai klasifikasi.

Kardus, plastik, kaleng dijual ke bandar barang bekas mulai dari harga seribu hingga tiga ribu rupiah per kilogram. Tidak terinformasi harga barang bekas lainnya.

Sehari dapat berapa?

Bi Onah hanya tersenyum. Enggan menyebut angka.

Baiklah. Betapa mereka mengais-ngais sampah rumah tangga demi mencari penghasilan dari tempat berbau aduhai. Memulung barang bekas tanpa pelindung dengan berpanas-panas dan mengabaikan pandangan iba, atau nyinyir, dari orang lain.

Kira-kira begini yang disampaikan oleh bi Onah. "Daripada bengong di rumah."

Memahami kenyataan itu menguatkan niat dan laku keluarga saya untuk menjalankan hal berikut:

1. Kantong plastik atau keresek bekas masih bersih dan tidak robek dilipat berbentuk segitiga, agar kelak dapat digunakan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun