Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pelayanan Publik dengan Prosedur Antrean yang Berubah-ubah

9 Mei 2022   10:05 Diperbarui: 9 Mei 2022   10:07 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana antrean di rumah sakit (dokumen pribadi)

Sekali ini saya melanggar prosedur antrean.

Sesuai dengan petunjuk arah bertuliskan 'Masuk', saya melewati celah sempit terhalang oleh dudukan dispenser hand sanitizer. Langsung menghampiri petugas yang sedang mengoperasikan mesin pendaftaran, atau Anjungan Antrian Mandiri. (Memang di mesin tersebut tertulis 'Antrian', bukan 'Antrean'.

Anjungan Antrian Mandiri (dokumen pribadi)
Anjungan Antrian Mandiri (dokumen pribadi)

Segera setelah pencet sana-sini, sang petugas mengembalikan berkas reservasi beserta nomor antrean. Nomor 3!

Biasanya saya memperoleh nomor antrean 100 lebih. Bahkan pernah mendapat nomor 205, berhubung datang kesiangan (lebih dari pukul 10 pagi). Hari itu saya datang sebelum jam 7.

Kali ini saya keliru membaca situasi. Ternyata sistem antrean di rumah sakit umum milik Pemda setempat itu mengalami perubahan. Perubahan untuk ke-sekian kalinya.

Jadi para pengunjung, apakah yang tampak sehat atau penyintas stroke, harus antre di ruang tunggu. Di sana tersedia puluhan kursi yang disusun dalam empat lajur memanjang ke belakang.

Pasien baru datang mestinya duduk di kursi paling belakang.

Empat orang yang duduk di depan bangkit menuju mesin pendaftaran, setelah dipanggil oleh petugas. Empat orang di belakangnya akan mengisi kursi kosong di depannya. Demikian seterusnya.

Apabila saya mengikuti prosedur itu, maka diperkirakan akan memperoleh nomor antrean 100. Sebagai informasi, kursi tersedia kurang lebih 80. Jumlah orang yang sudah daftar sekitar 20.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun