Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Omicron, Kupat Tahu Bandung, dan Persepsi Umum

4 Desember 2021   20:55 Diperbarui: 4 Desember 2021   20:56 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyantap Kupat Tahu Bandung di masa pandemi (dokumen pribadi)

Satu kilometer lebih jauh, saya berhenti di toko khusus penjualan camilan, membeli: kacang kulit sangrai, keripik tahu dan gadung, kuping gajah, serta simping. Kepada pegawai saya menanyakan ihwal sewujud. Reaksinya pun sebangun dengan orang pertama dan kedua.

Dengan metode asal-asalan, pertanyaan bersahaja, dan mengambil cuma tiga responden, saya mengambil dugaan:

Kalangan warga biasa tidak mengenal Varian Omicron. Mereka juga merasa aman setelah mendapatkan vaksin, dengan mengabaikan penggunaan masker. Boro-boro patuh kepada protokol kesehatan!

Sketsa di atas menjadi cermin dari persepsi masyarakat umum terhadap varian Omicron dan tingkat kepatuhan kepada protokol kesehatan. Pun, sepertinya, edukasi dan pengawasan dari otoritas terdekat mulai mengendur.

Rasanya tidak perlu menunggu kedatangan varian Omicron, sehingga seluruh elemen masyarakat sibuk mengatasinya. Lebih baik berjaga-jaga dari sekarang dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Jangan pula ditiru kelakuan saya yang melahap kupat tahu Bandung di tempat dengan santai, alih-alih membungkusnya.

Semoga warga umumnya dan aparat pengendali tidak lengah menghadapi penularan Covid 19 berikut variannya.

Tentu simpulan di atas bukan kata putus. Bukan generalisasi dari masalah, karena ia sama sekali tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Biar para cerdik cendekia bersekolah tinggi melakukan penelitian lebih serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun