Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Old Crack Mengenang Suasana Ramadan pada Masa Kecil

19 April 2021   06:02 Diperbarui: 21 April 2021   05:50 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak bermain dan bergembira oleh USAGI_POST dari pixabay.com

Old Crack adalah idiom yang berarti "jago tua" atau orang yang sudah matang dan berpengalaman.

Disebut matang, karena ia --tepatnya: saya---enggan disebut tua. Berpengalaman? Ya iyalah! Dengan perjalanan waktu lebih panjang dibanding generasi lebih muda, old crack sudah menelan banyak asam garam kehidupan.

Menyimak topik samber thr 2021, mendadak ingatan menggeliat di kepala, mengenang berbagai peristiwa terjadi di bulan Ramadan.

Begini.

Periode dewasa, kurang begitu asyik dikisahkan. Juga banyak romansa yang sebaiknya ditutup rapat-rapat. Eh.

Ketika berusia belasan, melihat remaja putri merupakan pengalaman menggentarkan. Puasa membuat mereka memesona. Berdekatan dengannya, membuat badan gemetaran dan kemringet.

Berbeda kejadian pada masa kini, di mana hubungan remaja putri dan putra nyaris tanpa sekat.

Ketika masih kanak-kanak, bulan ke-sembilan dalam kalender Hijriyah merupakan waktu merasakan makanan lebih bervariasi. Ada kolak, minuman setup, kelapa muda es, dan macam-macam minuman segar. Masakan daging dan ayam lebih sering berada di meja makan, kendati hanya pada awal bulan puasa. Juga di waktu lebaran.

Namun hal yang lebih menyenangkan, pada bulan penuh ampunan itu sekolah diliburkan, sehingga banyak waktu bagi anak-anak untuk bermain dengan anak tetangga.

Maka pada masa itu, anak-anak kerap menjalankan permainan:

  • Bola bekel, boneka, masak-masakan, rumah-rumahan, dan seterusnya bagi anak-anak perempuan.
  • Anak laki akan bermain gambar, dam-daman, halma, monopoli, gobak sodor, benteng-bentengan, perang-perangan, dan lain-lain.

Permainan-permainan yang membutuhkan kehadiran orang lain sebagai lawan main.

Berbeda dengan anak-anak zaman now yang, barangkali, tidak memerlukan lawan secara fisik. Semua disediakan oleh realitas virtual. Ia bermain, bertualang, atau perang-perangan sendirian saja, didukung oleh gadget dan internet.

Permainan pada zaman sekarang dan dulu sama-sama mengenalkan asas persaingan, kerja sama, dan ihwal menang-kalah.

Namun permainan mutakhir tidak memberikan hikmah, seperti halnya disuguhkan oleh permainan zaman dulu, yang sekarang dianggap permainan tradisional, seperti:

  1. Mengenal karakter teman main: si cengeng, si mau menang sendiri, si pengalah, dan seterusnya, dengan cara "melihat" langsung perilakunya.
  2. Dengan mengenalnya, sedikit banyak juga akan mengetahui keluarganya.
  3. Sehat secara fisik, karena sebagian permainan menggunakan otot dan mengeluarkan energi.
  4. Secara tidak langsung, belajar tentang ketaatan pada aturan, di mana permainan berkenaan dengan sistem tata cara.
  5. Membiasakan anak berinteraksi secara sosial.
  6. Mengajarkan nilai-nilai kebaikan yang bermanfaat bagi perkembangan anak.
  7. Anak mendapatkan kebahagiaan dengan mengekspresikan keinginan untuk bergurau, tertawa, bergembira menurut alam pikirnya.

Akhirnya, terbersit keinginan saya untuk kembali ke masa itu, yang bagaimanapun mustahil terjadi. Hidup bukan seperti pita seluloid yang dapat diputar-ulang, lalu menayangkan kembali kebahagiaan masa kecil.

Kita hanya bisa memutar-ulang di dalam kepala: Nostalgia Suasana Ramadan Masa Kecil

Bagi anak zaman now, berlakulah sebaik-baiknya menjalani hidup. Sekalipun film perjalanan hidup direkam secara digital, ia tidak bisa diputar ulang untuk mengembalikan masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun