Tak terasa sudah hampir 8 bulan pandemi covid-19 terjadi di Indonesia. Selama itu pula, jumlah kasus positif masih terus bertambah, bahkan terus memecahkan rekor di titik tertingginya.Â
Kasus positif baru rata-rata mengalami kenaikan lebih dari 4000 kasus di seluruh Indonesia. Pelan namun pasti, seluruh daerah di Indonesia terpapar virus yang berbahaya ini. Jumlah masyarakat yang meninggal pun juga terus mengalami peningkatan. Karena itulah, diperlukan sebuah kesadaran bersama untuk bisa bangkit menghadapi pandemi ini.
Baru saja kita memperingati hari kesaktian Pancasila. Perlu kiranya merenungkan lagi nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila. Mari kita implementasikan nilai-nilai tersebut, dalam setiap ucapan dan tindakan dan dalam kehidupan nyata. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, akan sangat membantu.
Dalam sila pertama mengandung nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini artinya apa? Kita semua yang ada di bumi ini tak bisa dilepaskan dari campur tangan Tuhan. Tidak ada yang berjalan sendiri. Kemunculan covid ini sudah pasti juga atas kuasa Tuhan. Tidak mungkin covid tiba-tiba muncul dengan sendirinya. Karena itulah, mari kita terus panjatkan doa, agar pandemi ini segera berakhir. Pasti ada hikmah dibalik kemunculan virus ini.
Bisa jadi, salah satu hikmahnya adalah kita dianjurkan untuk belajar memanusiakan manusia, seperti yang tertuang dalam sila kedua Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab.Â
Di masa pandemi ini, sudah semestinya kita bisa saling meringankan, saling membantu, dan saling menguatkan satu dengan yang lain. Jangan lagi ada caci maki atau diskriminasi karena dianggap membawa virus. Jangan lagi ada diskriminasi terhadap petugas medis dan lain sebagainya.
Untuk bisa menghadapi dan melewati pandemi, dibutuhkan sebuah komitmen dan gotong royong semua pihak. Protokol kesehatan harus dijalankan oleh semua pihak. Kenapa perlu kerjasama semua pihak? Karena covid sudah menyebar ke seluruh penjuru. Jangan lagi ada yang merasa paling sehat, padahal dirinya membawa virus. Jangan lagi protes jika ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Di media sosial, masih saja sering kita temukan ujaran kebencian yang terkait dengan covid. Mari kita fokus pada pencegahan, stop segala bentuk caci maki yang bisa memicu terjadinya perpecahan. Virus harus dilawan dengan perubahan perilaku yang mengedepankan protokol kesehatan, virus harus dilawan dengan komitmen untuk menjaga jarak, memakai maskar dan mencuci tangan.
Sila ketiga juga mengajarkan kepada kita untuk tetap menjaga persatuan. Jika ujaran kebencian dan provokasi terus 'digoreng' maka berpotensi melahirkan konflik baru di tengah pandemi.Â
Mari menjadi masyarakat yang cerdas, yang bisa membantu menyebarkan pesan damai yang menyejukkan semua orang. Ingat, pandemi tidak hanya bisa selesai jika diantara kita saling merasa benar dan memandang orang lain sebagai pihak yang salah. Merenungkan Pancasila di masa pandemi, penting dilakukan. Salam literasi dan toleransi.