Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Karena "Atas Nama", Kita Terus Menebar Kebencian

4 Desember 2019   23:19 Diperbarui: 4 Desember 2019   23:21 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Damai - jalandamai.org

Tak dipungkiri, pada kenyataannya Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagama yang sangat tinggi. Indonesia mempunyai banyak suku, budaya, bahasa dan agama. 

Karena keragamannya inilah, membuat Indonesa sangat mengedepankan yang namanya toleransi, saling menghargai, dan tolong menolong antar sesama. Karena keragaman ini pula, telah mendewasakan Indonesia dalam segala hal. Termasuk diantaranya dewasa dalam berpolitik, bersosial, dan lain sebagainya.

Saat ini, banyak sekali orang atau kelompok yang mengatakan, atas nama kebebasan berpendapat semua orang bisa mengungkapkan pendapatnya. Akibatnya, ada pendapat yang sifatnya positif yang bertebaran di media sosial atau media mainstream. Namun dibalik itu semua, tidak sedikit pula pendapat yang sifatnya negative. 

Bahkan akhir-akhir ini, cenderung provokatif, mengandung unsur kebencian dan hoaks. Setiap warga negara memang mempunyai hak menyatakan pendapatnya, namun pendapat yang dikeluarkan harus bisa dipertanggung jawabkan.

Di era demokrasi seperti sekarang ini, setiap warga negara juga dijamin menyatakan ekspresinya di depan publik. Dan dalam perkembangannya, bentuk ekspresi ini bisa beraneka ragam. 

Ada yang menyatakan ekspresinya dalam bentuk status di setiap smartphonenya, ada yang menulis, menggambar, meme, video, bahkan ada juga yang berunjuk rasa. 

Sepanjang ekspresi itu masih positif, tentu tidak ada masalah. Namun jika ekspresinya itu adalah menyebar kebencian, menyebar hoaks, melakukan persekusi, bahkan ada yang menebar teror, tentu hal ini sangat membahayakan.

Suka tidak suka, kebiasaan mengatasnamakan sesuatu ini, seringkali diadopsi oleh banyak orang ataupun kelompok. Atas nama menegakkan agama, seseorang bisa dengan mudah menyatakan kafir kepada orang lain yang berbeda. 

Bahkan, atas nama mayoritas, seseorang bisa menyatakan bahwa minoritas salah, Pancasila dianggap tidak relevan, dan segala macamnya. Akibatnya, bibit intoleransi dan radikalisme diantara generasi penerus terus mengalami penguatan. Berbagai riset menyatakan hal ini. Bahkan, banyak pelaku tindak pidana terorisme, banyak dilakukan oleh generasi muda.

Banyak juga ormas-ormas yang dengan mudah menjadi hakim, menyatakan salah dan benar kepada masyarakat. Padahal, kebenaran itu miliknya Allah SWT. Manusia ataupun kelompok tertentu, tidak mempunyai hak menyatakan yang ini benar atau tidak, yang ini kafir atau tidak, yang ini beriman atau tidak. 

Karena semuanya itu merupakan hak dari Sang Pencipta. Mari kita kedepankan kepentingan bersama. Jangan cari kejelekan seseorang atau kelompok tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun