Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mewujudkan Jalan Damai dalam Berbangsa dan Bernegara

16 September 2019   01:19 Diperbarui: 16 September 2019   01:25 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia jelas merupakan negara yang sangat mengedepankan perdamaian. Bahkan dalam politik luar negeri Indonesia adalah non blok. Tidak pernah memihak blok satu atau blok lainnya. 

Hal ini penting demi terciptanya persatuan dan perdamaian. Dalam kehidupan bernegara juga hal yang sama. Harus bisa saling menghargai, tanpa harus memihak mayoritas atau minoritas. Semua orang mempunyai hak dan kewajiban. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut, tidak jalan lain selain mengimplementasikan nilai-nilai dalam Pancasila.

Dalam kehidupan bernegara, tentu tak bisa dilepaskan dari praktek demokrasi. Indonesia sendiri juga menganut demokrasi Pancasila. Dalam konsep demokrasi, yang harus dikedepankan adalah tidak boleh melanggar hak asasi manusia. 

Namun, dalam konsep di Indonesia tidak hanya sebatas itu, dalam demokrasi juga harus mengadopsi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat dan keadilan sosial. Lalu, bagaimana dengan sistem bernegara saat ini? Sudahkah menerapkan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila?

Dalam prakteknya, seringkali tidak sesuai dengan Pancasila. Dalam berpendapat saja misalnya. Saat ini marak sekali ujaran kebencian tanpa alasan yang jelas. Hanya karena persoalan yang sepele, seseorang bisa marah tanpa kantrol. Hanya karena persoalan berbeda pandangan dan keyakinan, labeling sesat atau kafir langsung keluar. 

Sementara dia merasa bagian dari kebenaran. Padahal kebenaran yang sesungguhnya adalah milik Sang Pencipta bumi dan isinya ini. Kebenaran adalah milik Tuhan. Kita selaku manusia tidak punya hak mengklaim sebagai bagian dari kebenaran.

Karena merasa paling benar dan pihak lain dianggap sebagai pihak yang salah, akibatnya tidak pernah ada titik temu jika terjadi perbedaan. Karena sudut pandang yang dibangun adalah selalu salah dan benar. 

Padahal, agama dan budaya di Indonesia mengajarkan tentang saling menghargai, saling tolong menolong dan saling mengingatkan. Dimana kearifan lokal itu? Jangan lelah untuk terus mengingatkan, bahwa kita adalah masyarakat yang beradab. Bahwa kita adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, mufakat dan keadilan sosial.

Tidak hanya dalam berpendapat, dalam berperilaku pun juga harus sesuai Pancasila. Dalam bernegara, semestinya segala sesuatunya berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. 

Apa yang menjadi kebijakan atau keputusan, semestinya tetap harus mempertimbangkan dan mengedepankan kepentingan masyarakat luas. Untuk itulah, mari kita tetap jaga keragaman negeri ini. 

Dengan menjaga keragaman, rasa saling menghargai dan toleransi antar sesama, maka jalan damai itu akan mudah diwujudkan. Baik dalam konsep berbangsa ataupun bernegara. Mari kita jaga Indonesia, dari segala pengaruh buruk. Mari kita jaga generasi penerus bangsa, agar tetap toleran dan tidak melupakan sejarahnya. Salam damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun