Mohon tunggu...
Budhi Wiryawan
Budhi Wiryawan Mohon Tunggu... profesional -

mengikuti kemana darah ini mengalir....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kebiri

1 September 2016   22:23 Diperbarui: 1 September 2016   22:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(telah diciptakan libido
untuk mengukur seberapa tensi syahwat manusia)

Hari-hari dalam riuh rendah para pemburu  kehidupan yang sunyi
semakin menyisakan kisah sedih
anomali dari ribuan orang yang tak bisa membedakan
ini hitam dan itu warna putih

negeri ini semakin banyak melahirkan para pecundang
yang kalah menghadapi gegap gempitanya diorama kehidupan
maka lihatlah kawan
para hedonis telah mengangkangi semua lekuk kehidupan ini
hingga tak tersisa tempat untuk berbagi perenungan

syahwat telah dijajakan dan dilombakan
seperti permainan gundu dan gasing
maka jangan tanyakan pada mereka , yang mana hitam
dan dimana ada warna putih bersemayam

katarak jiwa telah menerjang baris-baris laknat
permufakatan jahat
nyaris tanpa rehat

tanah di sini, demikian subur
hingga benih pedofilia saja, tumbuh seperti  jamur
akarnya merambat memeluk tubuh bumi

siapa peduli pada siapa
jika tak ada bukti perlawanan :
kebiri !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun