Mohon tunggu...
Sarita Buan Intana
Sarita Buan Intana Mohon Tunggu... -

🇮🇩

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rendahnya Minat Baca Membuat Indonesia Tertinggal dengan Negara Tetangga

23 April 2019   16:46 Diperbarui: 24 April 2019   05:34 1537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun pemerintah sudah meningkatkan biaya operasional sekolah dari 5% menjadi 20% untuk pengembangan perpustakaan, namun dana yang diberikan habis untuk membeli buku pelajaran saja. Hal ini berpengaruh terhadap minat bacaan anak karena anak bisa bosan membaca buku yang tidak variatif. Selain itu, perpustakaan desa juga tidak lebih baik. Perpustakaan Nasional RI telah mengembangkan 24 ribu perpustakaan desa, namun jumlah tersebut hanya  30% dari jumlah desa di Indonesia.

Menurunnya minat baca juga bisa dilihat dari jumlah buku yang diterbitkan di Indonesia. Saat ini, angka produksi buku di Indonesia terbilang rendah. Setiap tahun hanya sekitar 8.000 judul buku yang diterbitkan, jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang menerbitkan 15.000 judul buku pertahunnya. 

Angka tersebut akan semakin tampak memprihatinkan jika dibandingkan dengan Jepang yang menerbitkan 44.000 judul buku, Inggris 61.000 judul buku, dan Amerika Serikat 100.000 judul buku setiap tahunnya. Artinya, jumlah ketersediaan buku bacaan yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan dasar secara umum masyarakat Indonesia untuk gemar membaca.

Dalam hal ini pemerintah harus berada di posisi terdepan dalam mendorong dan melakukan perubahan yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan secara nasional. Pemerintah harus mau mengambil inisiatif yang positif bagi ketersedianaan buku-buku bermutu dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat. 

Selain itu pemerintah juga harus mampu menciptakan suatu kondisi yang dinamis dimana interaksi antara industri buku dengan pembaca buku berjalan seiring dalam sistem simbiotik mutualisme. Hubungan yang energik dan dinamis harus menjadi faktor untama antara penulis, penerbit dan pembaca sehingga memungkinkan terciptanya sebuah ruang yang kondusif bagi tumbuh kembang minat baca masyarakat dengan ketersediaan buku yang layak, berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Selain peran pemerintah, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca bisa dimulai dari diri sendiri yaitu dengan mendisiplinkan diri kita meluangkan waktu untuk membaca dan bukan membaca di waktu luang. Kita bisa memulai kebiasaan membaca hanya dengan menyisihkan beberapa menit untuk membaca setiap harinya. Upaya selanjutnya yaitu dengan memaksakan diri kita untuk membaca. 

Pada awalnya memang berat, namun jika telah dilakukan berkali-kali keterpaksaan membaca akan menjadi sebuah kebiasaan. Bergabunglah dengan berbagai komunitas dan berbagai acara seperti bedah buku. Dengan bergabung dengan orang-orang yang suka membaca maka secara tidak langsung minat membaca akan tumbuh dengan sendirinya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia sangat mempengaruhi kualitas bangsa, sebab dengan rendahnya minat baca tidak bisa mengetahui dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di dunia yang pada akhirnya akan berdampak pada ketertinggalan bangsa Indonesia. Kemajuan negara-negara tetangga ternyata dipengaruhi oleh sumber daya manusianya. 

Budaya membaca mereka sudah mendarah daging dan sudah menjadi kebutuhan mutlak dalam kehidupan sehari-harinya. Peradaban suatu bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan pengetahuannya, sedangkan kecerdasan dan pengetahuan dihasilkan oleh seberapa banyak ilmu pengetahuan yang didapat, sedangkan ilmu pengetahuan didapat dari informasi yang diperoleh dari lisan maupun tulisan. Semakin banyak penduduk suatu wilayah yang memiliki pengetahuan luas semakin tinggi pula peradabannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun