Liar, urakan, norak, kampungan….ntah serapah apalagi yang keluar dari mulut penumpang bekasi malam tadi. Pasalnya malam tadi bertepatan dengan pertandingan bola yang di gelar di stadion patriot bekasi antara Madura united dan persija. Saat pertandingan usai sekitar pukul 21.00 WIB, para supporter “the jakmania” memenuhi stasiun bekasi. Alih-alih memberikan support kepada tim kesayangan namun justru memberikan rasa tidak aman dan tidak nyaman bagi penumpang krl commuterline.
Untuk beberapa saat, gate-out pintu selatan ditutup sementara waktu, guna antipasti dan demi keamanan serta kenyamanan penumpang. Akibatnya, para penumpang yang akan tap-out melalui pintu selatan terpaksa harus jalan memutar melalui pintu utara.
Heboh perilaku supporter sudah terjadi sejak kereta memasuki stasiun bekasi. Meski pintu belum terbuka, mereka sudah gedor-gedor dari luar.Tak hanya itu, Kereta Khusus Wanita (KKW) sempet mereka kuasai. Berkali-kali petugas announcer memberikan info supaya mereka bergeser ke depan pun tak digubris. Bahkan sudah diinfo jika tidak mau bergeser kereta tidak akan dijalankan pun tak diindahkan oleh mereka.
Ini kali kedua the jakmania cenderung membuat onar dan memberikan rasa tidak aman kepada para penumpang krl commuterline. Meski pengamanan selalu ditingkatkan, namun kondisi ini sangat rawan memicu kerusuhan.
Saya heran, apakah bentuk support harus selalu dengan cara-cara norak seperti ini?
Seharusnya jika memang para supporter benar-benar cinta sepak bola Indonesia, ya harus lakukan dengan cara yang benar. Lakukan dengan cara yang simpatik sehingga lingkungan sekitar ikut simpatik. Syukur-syukur dengan perilaku para supporter yang santun ini juga berpengaruh terhdap prestasi sepak bola nasional.
Himbauannya buat para supporter setanah air, cintailah bola dengan rasa bukan dengan nafsu. Jadi supporter bukan untuk adu hebat dan kuat, bukan juga pembuktian jagoan. Ingat, pertandingan yang sebenarnya itu ada di lapangan sepak bola, bukan antar supporter.
(bt)