Bangun pagi, kucek-kucek mata, lalu langsung pegang HP yang saya letakkan di sebuah meja kecil di samping ranjang. Maklum, millenials zaman now. Saya lihat notifikasi dan kebetulan ada DM Twitter yang masuk, 2, sibuk! Akhirnya saya membuka Twitter, menjawab DM yang masuk. Lalu, iseng-iseng saya melihat list trending topic. Tertulis di posisi pertama, 'Lalu Muhammad Zohri'.
"Siapa lagi, nih? Tokoh pengumbar sensasi? Artis 15 detik?" Itulah beberapa pertanyaan yang muncul di benak saya. Hal ini karena belakangan ini, trending topic Twitter seringkali dipuncaki oleh hal-hal yang 'tidak terlalu berfaedah'.
Namun setelah saya memutuskan untuk tetap mencari tahu, saya merinding menyaksikan video belasan detik yang diunggah oleh sebuah akun. Ia ternyata pelari Indonesia yang berhasil memenangkan Kejuaraan Dunia Atletik U-20!
Bangga dan senang, adalah dua perasaan yang saya rasakan! Lalu, hal yang membuat saya semakin senang, mayoritas komentar yang masuk bernada positif, yakni ucapan selamat. Tidak saya temukan ucapan hinaan, cibiran, hingga tagar aneh semacam #2018AsianGamesGantiPelari! Netizen bersatu, mendukung!
Berpindah ke Instagram, euforia yang sama juga tetap saya rasakan. Sebuah akun memasang video lari tersebut, dan postingan tersebut dikomentari hingga hampir 5000 pengguna Instagram. Ketika saya buka kolom komentar, tetap mayoritas bernada positif, walaupun tetap diselingi promo peninggi badan!
Inilah salah satu bukti bahwa olahraga mampu menjadi instrumen pemersatu. Bukan hanya saat ini saja, setiap kali Tim Nasional sepakbola kita berlaga, Â kontingen bulu tangkis kita bertanding, publik pasti bersatu dan mendukung!
Tepat dibawah video kemenangan Lalu Muhammad Zohri tersebut, terdapat cuplikan 60 detik video klip Via Vallen! Bukan 'Sayang', tetapi yang berjudul 'Meraih Bintang' . Walaupun sama-sama di akhiri dengan '-ang' , kedua lagu ini berbeda! 'Meraih Bintang' merupakan lagu resmi Asian Games 2018.
Tak terasa, 17 Agustus 2018 sudah semakin dekat! 18 Agustus 2018, ngikut juga! Toh, hanya beda sehari! Kedua tanggal ini sangatlah spesial! 17 Agustus, seperti biasa, merupakan tanggal dimana kita memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Sedangkan 18.8.18, selain merupakan tanggal cantik yang sering tercantum di halte-halte Transjakarta, merupakan tanggal Opening Ceremony Asian Games 2018!
Setelah serangkaian proses, pada tanggal 19 September 2014, Komite Olimpiade Asia (KOA) menyetujui Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara Asian Games 2018! Memang tidak bisa dipungkiri kalau negara-negara saling bersaing untuk menjadi tuan rumah perhelatan akbar olahraga semacam ini. Sehingga, keberhasilan ini sudah selayaknya menjadi suatu kebanggaan!
Terpilih menjadi tuan rumah ajang semacam ini tentu tidaklah mudah. Hal ini tidak semudah menjadi tuan rumah dengan mengundang tetangga kita datang ke rumah. Bahkan setelah terpilih, tidak ada waktu bersenang-senang! Mereka telah dinanti oleh setumpuk tugas berat, salah satunya dari segi infrastruktur.
Mereka harus memastikan bahwa venue kompetisi telah memadai berdasarkan standar internasional! Bukan hanya lokasi yang dipakai untuk bertanding, infrastruktur dan aspek-aspek pendukung lainnya juga harus memadai seperti moda transportasi, waktu tempuh atlet, hingga wisma atlet, yang nantinya akan menjadi lokasi penginapan para atlet.
Secara umum, infrastruktur yang ada dapat dibagi menjadi 3 yakni infrastruktur lama yang diperbaiki, infrastruktur baru, serta infrastruktur jangka panjang. Mempersiapkan segala infrastruktur ini memakan biaya hingga lebih dari Rp 30 Triliun!
Persiapannya tidak main-main, karena jumlah atlet yang akan hadir juga tidak main-main! Diprediksi, akan ada sekitar 33.000 atlet dari 45 negara yang hadir berkompetisi di AG 2018! Itulah mengapa segala infrastruktur ini sangat diperlukan, demi keberhasilan menjadi tuan rumah yang sukses.
Ketika kita bicara soal ajang olahraga seperti Piala Dunia, Olimpiade, hingga Asian Games, opening dan closing ceremony merupakan unsur yang tidak dapat terpisahkan, ibarat emping pada sebuah mangkok bubur! Duh, jadi laper!
Ini yang juga menjadi salah satu aspek 'penilaian' publik, apakah perhelatan tersebut sukses atau tidak. Tidak bisa dipungkiri kalau upacara pembuka dan penutup pasti menjadi pusat perhatian hingga seluruh dunia, sehingga setiap negara tuan rumah pasti berusaha untuk menyajikan sajian terbaik, yang terheboh!
Sejak awal saya tahu kalau Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Asian Games, saya sudah membayangkan upacara pembukaan yang heboh, menarik, serta penuh dengan unsur kebudayaan Indonesia. Ini sekaligus menjadi kesempatan luar biasa untuk mempromosikan berbagai kebudayaan yang negara kita miliki.
Saya semakin optimis disaat Wishnutama diperkenalkan sebagai creative director seremoni ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa track record yang ia miliki dalam menyelenggarakan berbagai acara besar termasuk yang ia selenggarakan secara rutin di stasiun televisi NET, sangatlah berkelas dan berkualitas. Apalagi didukung oleh segenap talenta terbaik negeri ini, tentu akan semakin luar biasa!
Bayangan saya seakan semakin mendekati kenyataan disaat sempat muncul layout panggung di beberapa media sosial. Terlihat sebuah panggung besar, didominasi warna hijau bak pegunungan dan sawah yang membentang. Di berbagai kesempatan, panggung upacara pembukaan yang diperkirakan akan berlangsung selama 2,5 hingga 3 jam ini juga dijanjikan menjadi yang terbesar!
Walaupun disaat saya menulis artikel ini, opening ceremony belum digelar, tapi saya yakin bahwa putra-putri terbaik bangsa akan memberikan yang terbaik! Â Acara tersebut akan membuat kita merinding dan bangga menjadi warga Indonesia! Anggap pernyataan saya sebagai bentuk prediksi! Semoga benar!
Hal lain yang juga menarik untuk disorot menuju Asian Games 2018, dan tadi sudah saya singgung sedikit, adalah dibuatnya sebuah album musik yang melibatkan sejumlah musisi ternama, yang tergabung dalam 'Energy 18' .
Ini merupakan ide yang cukup menarik untuk menyebarkan semangat dan euforia penyelenggaraan Asian Games 2018 lewat lagu dari berbagai genre dan karakter musisi yang berbeda. Selain itu, proyek ini juga dapat menjadi sarana untuk menunjukkan kualitas musisi Indonesia kepada dunia.
Sejak awal, saya sudah berkali-kali mengulang kata 'bangga' . Saya bangga karena Lalu Muhammad Zohri berhasil menjadi juara dalam Kejuaraan Dunia Atletik U-20! Saya bangga karena Indonesia akhirnya terpilih menjadi tuan rumah Asian Games 2018! Saya bangga karena konsep opening dan closing ceremony yang sangat menjanjikan! Saya juga bangga karena Indonesia sangat kaya akan budaya! Dan, saya juga masih 'bangga' karena banyak hal lain!
Saya jadi teringat lirik lagu yang berjudul 'Aku Anak Indonesia' karya AT Mahmud.
Aku anak Indonesia, anak yang merdeka
Satu nusaku, satu bangsaku, satu bahasaku
Persatuan. Kita sebagai anak Indonesia harus bersatu. Biarlah momen Asian Games 2018 ini mempersatukan kita, walaupun ditengah banyak perbedaan.
Pending di khatulistiwa, tanahku Indonesia
Seribu pulaunya, ragam sukunya, satu jiwa raganya
Potongan lirik diatas bicara soal kekayaan alam Indonesia, dengan berbagai kebudayaan yang beragam dan harus kita banggakan. Biar hal ini tergambarkan kepada seluruh dunia lewat opening ceremony yang akan digelar. 'Ragam sukunya' , mengingatkan kita akan bhinneka tunggal ika, yang juga diakronimkan dalam nama ketiga maskot Asian Games 2018 yakni Atung, Bhin Bhin, serta Kaka.
Indonesia, Indonesia
Aku bangga menjadi anak Indonesia
Indonesia Indonesia
Aku bangga menjadi anak Indonesia
Indonesia, Indonesia, Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia! Bangga Indonesia Menjadi Tuan Rumah Asian Games 2018!
Beberapa bulan belakangan ini, kita sudah melihat berbagai venue yang telah selesai dibangun maupun di renovasi. Di berbagai media, baik cetak maupun online, kita sudah melihat venue Asian Games 2018 yang sudah sangat indah dan tertata dengan rapih! Misalnya, stadion utama Gelora Bung Karno (GBK).
Ketika kita melihat berbagai tampak baru mereka, kita pastinya akan merasa bangga. Tak ada salahnya merasa bangga, tetapi alangkah baiknya jika itu juga didukung dengan aksi yang menunjukkan hal serupa. Kebanggaan kita juga harus disertai dengan rasa bertanggung jawab untuk merawat dan tidak merusak.
Merusak bukan hanya ketika kita mematahkan kursi stadion dengan duduk dan loncat-loncat diatasnya, sebab hal itu sudah pasti salah! Hanya dengan sekadar membuang sampah bekas makanan sembarangan, itu sudah bisa dikategorikan sebagai aksi merusak.
"Berkata bangga, tetapi tanpa melakukan tindakan untuk menjaga, kamu tega!"
Ungkapan yang bagus, bukan! Sungguh keindahan yang tak terhing '-ga' ! #SombongDikitNapa #Bercanda
Kalau bisa, rasa bangga itu jangan berakhir pada kita. Buat para pendatang juga bangga melihat tindakan kita yang mampu menjaga fasilitas dengan baik. Misal, tindakan suporter Jepang di Piala Dunia yang mampu membuat bangga! Jangan sampai para turis pulang dengan kesan yang buruk karena sikap kita.
Usaha keras pemerintah dengan membangun berbagai infrastruktur bernilai triliunan rupiah mampu memberi kesan positif, tetapi itu takkan terlalu berarti ketika sikap masyarakat disekitar mereka justru memberikan kesan sebaliknya kepada para turis.
"Siapapun dan dimanapun kamu, kamu tetap berperan penting 'tuk menjamu!"
Tidak hanya yang ada di stadion, setiap penjaga loket, tukang parkir, pelayan hotel, penjual makanan, setiap relawan, dan setiap kalian berpeluang meninggalkan kesan positif. Selama ini, masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang ramah. Maka, tunjukkan itu! Buktikan, itu memang benar!
Sebuah kesempatan tidak akan datang dua kali. Sekalipun mungkin puluhan tahun lagi, kita akan kembali mendapat kesempatan menjadi tuan rumah Asian Games, tahun 2018 takkan mungkin terulang untuk kedua kalinya! Sehingga sudah selayaknya, kita menyambutnya dengan semangat dan turut menyukseskan pagelaran ini! Sebarkan energi positif kita, ke seluruh Asia, bahkan ke seluruh dunia!
Aku Bangga, Indonesia Sebagai Tuan Rumah Asian Games 2018! Energy of Asia! Mari Kita Satukan Energi Untuk Indonesia!
