Mohon tunggu...
Bryan MatthewJordan
Bryan MatthewJordan Mohon Tunggu... Dokter - Pelajar

isi apa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kematian Dibalas dengan Kematian

4 November 2018   22:42 Diperbarui: 4 November 2018   22:54 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam pun tiba, aku tidak bisa tidur. Kenangan buruk itu selalu saja terlintas dalam pikiran ku setiap malam. Ku teringat akan hari itu, dimana para tentara bersenjata membunuh ayahku didepan mata kepala ku sendiri.

"Suryono ayo tidur sekarang !!  hari sudah malam. Sontak suara Ibu menghancurkan lamunan ku. "Iya bu sebentar lagi" jawab ku. Aku bersumpah pada diriku sendiri akan membalas dendam kepada tentara itu. Keesokan harinya seperti biasa kami melakukan kegiatan rutin kami, yaitu kerja paksa. Sembari ku mengaduk pasir, aku melihat ada 2 tentara sedang bersantai didalam pos hijau 100m didepanku. Aku memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu, sudah 3 jam aku bekerja tanpa berhenti. Salah satu dari mereka berteriak,

"Hey kau, lanjutkan kerjanya. Jangan sampai nyawamu hilang ditangan ku juga, sontak teriakan tersebut mengagetkan ku. Aku berpikir apakah orang ini yang membunuh ayah ku ?. Dengan perasaan berat aku terus melanjutkan pekerjaan ku. Saat jam istirahat aku menghampiri temanku.

"Hey aman, apakah kau ingat dulu orang yang membunuh ayah ku ?". Dulu Aman berada disebelah ku saat ayah ku dibunuh. Aman menjawab "Aku tidak terlalu ingat, namun sepertinya orang yang berada di pos hijau no 2 yang membunuh ayah mu dulu. Setelah istirahat aku berusaha mendekat ke pos hijau tersebut, dengan langkah yang pelan dan jantung yang sangat berdebar aku membuka terpal hijau pintu masuk. Seketika itu juga orang tadi berhadapan didepan ku.

"Sedang apa kamu disini !!, apa kamu mau mati ?. Seketika itu juga Aku terkejut hingga tubuh ku jatuh ke tanah. "Maafkan saya, tadi saya ingin mencari obat. Kaki saya terluka. Dengan nada yang keras tentara tersebut menjawab "Disini tidak ada obat !! Jangan berlagak seperti orang lemah  cepat kau kembali ke pekerjaan mu sebelum aku membunuh mu seperti ayah mu yang bodoh itu !!" *sembari mendendang tubuh ku yang masih terjatuh.

Sontak saja dengan perkataan tadi pikiran ku mulai penuh dengan rencana gila untuk membalas dendam tentara tadi. Sepulang dari pekerjaan ku, aku berusaha mencari cara untuk membunuh tentara tadi. Tanpa berpikir panjang aku langsung mengambil golok yang tersedia dibawah lemari kayu dirumah ku. 

Malam itu juga aku mengendap-endap keluar rumah sembari mendekati Pos hijau no 2. "Namun ternyata ada 2 tentara bersenjata sedang berkeliling malam melihat ku, "Hey siapa itu !!!* Aku pun langsung menunduk dan bersembunyi dibelakang kontainer biru. *suara langkah kaki mendekat*. Ternyata 2 tentara tersebut mendekati ku, aku bergumam "Sial, akankah ini menjadi  akhir riwayat ku ?" mati berada di tangan Belanda lagi. 

Dengan reflek yang cepat aku langsung keluar dari persembunyian lalu menusuk 1 tentara tepat dibagian dada. *Dor !!!* Sebuah peluru pistol mengenai tubuh ku, aku pun terjatuh lalu tak sadarkan diri. Beberapa jam kemudian aku terbangun disebuah tenda, aku melihat ke sekeliling ku dan melihat ada 2 prajurit disekitar ku. *prajurit berbisik ke temannya* Aku langsung berkata " Maafkan saya atas kesalahan saya tadi pak." 

Tanpa pikir panjang mereka menarik ku keluar dari tenda menuju ke sebuah papan kayu. "Maafkan saya pak, saya tidak akan mengulanginya lagi". Lalu aku diikat dipapan tersebut, tentara yang 1 lagi mengeluakan sebuah golok panjang. Tanpa basa-basi tentara tersebut menusuk tubuh ku dengan keras, darah ku berceceran disekitar jalanan. Tiba-tiba aku mendapat pengelihatan bahwa ayah ku berada disebelahku sedang bersenyum. Ia sama sekali tidak kecewa dengan perjuangan ku melawan para Belanda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun