Penting untuk Anda ketahui bahwa tes psikologi memiliki prinsip yang sama dengan tes kesehatan fisik. Artinya laporan psikologis Anda dalam suatu tes bisa saja berubah pada tes di waktu yang berbeda.Â
Sama halnya dengan tes kesehatan, Anda bisa saja dinyatakan memiliki kolesterol tinggi pada tes yang pertama, kemudian kolesterol Anda rendah pada tes yang kedua pada rentang waktu yang berbeda.
Pada seleksi kerja, pemeriksaan psikologi yang dilakukan bertujuan untuk melihat potensi psikis dalam bekerja meliputi kecerdasan, kepribadian, ketelitian, ketahanan terhadap tekanan, perilaku dan sikap kerja, kematangan emosi, dan yang paling penting kesesuaian kepribadian Anda dengan budaya dan value perusahaan.Â
Selain alat tes psikologi yang umum digunakan, beberapa perusahaan menggunakan alat tes milik perusahaan.
Tips untuk menghadapi psikotes adalah jaga stabilitas psikis Anda pada saat melakukan tes. Jika kondisi Anda stress maka stress lah yang akan menjadi hasil pemeriksaan Anda.Â
Oleh karena itu diperlukan mood yang baik dan kesabaran dalam mengerjakan psikotes. Aitem-aitem dalam psikotes berupa stimulus dan reaksi setiap individu teradap stimulus tentu berbeda-beda. Melalui psikotes keunikan Anda sebagai individu terlihat.
Dalam penentuan kelulusan psikotes tidak sama dengan tes tertulis yang mempunyai target skor. Psikotes memberikan gambaran utuh diri pelamar, sehingga lulus atau tidak ditentukan oleh kecocokan dengan pekerjaan dan perusahaan.Â
Jadi Anda bisa menyikapi kegagalan dalam psikotes dengan mengartikannya bahwa Anda dinilai tidak cocok dengan pekerjaan pada perusahaan tersebut. Hal ini tentu baik untuk kedua pihak, bagi Anda dan bagi perusahaan.Â
Ketidakcocokan bisa membuat stress dan menurunnya produktivitas bagi pegawai, hal ini sekaligus bisa merugikan perusahaan dan diri Anda.
5. Leaderless Group Discussion
Leaderless Group Discussion (LGD) bertujuan untuk melihat performa masing-masing peserta LGD. LGD bebeda dengan Focus Group Discussion (FGD.Â