Mohon tunggu...
Bram Y. Setiadi
Bram Y. Setiadi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa, sedang belajar menulis, pengelola kudapanpagi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terhempasnya Aston Villa dan Terhambatnya Barcelona: Manusia Bukanlah Dewa

30 Mei 2016   11:51 Diperbarui: 30 Mei 2016   13:22 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aston Villa melawan Manchester United di Old Trafford (4/4). Aston Villa kalah 1-3 dan memastikan diri terdegradasi. | Sumber gambar: Telegraph.co.uk

Keperkasaan ini sempat nyata terlukis ketika semenjak kalah melawan Sevilla pada kuartal terakhir 2015 mereka tak terkalahkan di 39 laga, nyaris menjadi tim ketiga bersama dengan Juventus dan Nottingham Forest yang memiliki rekor tak terkalahkan dengan bilangan puluhan 4. Selama 39 laga yang berujung 32 kemenangan dan 7 hasil imbang ini, tredente andalan mereka menyumbang 90 gol dan 45 assist. Bagaimana mungkin ada tim menghentikan laju badai seperti ini? Kurang lebih seperti itulah yang diutarakan fans klub lain serta analis pertandingan dan menjadikan FC Barcelona unggulan pertama di setiap kompetisi musim 2015-2016 ini.

Unggul 9 poin di klasemen La Liga dari pesaing terdekat, Atletico Madrid, melaju kencang di Copa Del Rey, serta tidak pernah kalah di Liga Champions membuat pasukan Luis Enrique berada di atas angin, barangkali mereka sudah lupa seperti apa rasanya mengalami kekalahan. Namun sungguh malang, kejayaan selama tiga-per-empat musim ternyata tidak abadi hingga akhir musim setelah rival abadi mereka, Real Madrid harus menghentikan catatan kemenangan itu. 

Barangkali terkejut dengan kekalahan pertama di 6 bulan terakhir, setelah itu rangkaian kekalahan menjangkit Barcelona, bahkan oleh tim-tim yang musim ini tidak stabil penampilannya seperti Real Soceidad dan Valencia. Selisih 9 poin yang sebelumnya diprediksi akan membuat Barcelona melenggang mudah menggondol juara liga, sirna dengan segera.

Di kompetisi benua biru, UEFA Champions League, ketika media membidik PSG, Bayern Munich, dan Real Madrid sebagai lawan sebanding bagi Barcelona di semifinal atau final, tak disangka tim senegara Atletico Madrid muncul sebagai kuda hitam yang mendepak raksasa merah-biru di babak 8 besar. Bahkan di episode berikutnya tim asuhan Diego Simeone juga menghancurkan asa Pep Guardiola untuk mencicip laga pamungkas bersama Bayern Munich.

Zenedine Zidane mengangkat trofi Liga Champions setelah mengantarkan Real Madrid menang melawan Atletico Madrid (28/5 waktu setempat). | Sumber: http://sport.bt.com
Zenedine Zidane mengangkat trofi Liga Champions setelah mengantarkan Real Madrid menang melawan Atletico Madrid (28/5 waktu setempat). | Sumber: http://sport.bt.com
Jika dirunut kembali, musim 2015-2016 ini memang memberikan banyak kejutan tersendiri di panggung pertunjukan sepakbola. Kisah Aston Villa dan Barcelona adalah dua contoh dari drama lain yang terjadi, seperti kemenangan Leicester dan keterpurukan juara bertahan Chelsea, comeback Juventus dari peringkat ke-13 di awal musim, dan ulangan derby Madrid di final Liga Champions dengan sosok Zizou yang menjelma sebagai pahlawan kesiangan bagi Los Blancos.

Mungkin masih banyak kisah menarik lain yang tidak saya ketahui, atau bahkan tidak terulas media. Tetapi setidaknya, ada pembelajaran yang bisa kita ambil dari perjalanan ini, bahwa manusia beserta teknologi ciptaannya amat terbatas. Setiap analisa dan prediksi yang dilakukan, baik manual ataupun menggunakan super-komputer tetap tidak akan mampu mengetahui dengan benar apa yang sesungguhnya akan terjadi. Karena bola itu bundar, dan manusia bukanlah dewa.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun