dari seorang anak yang miskin secara ekonomi tapi sangat bernilai dalam jiwa.
Menjelang peringatan hari proklamasi ke-80, mari merenung tentang makna kemerdekaan.
Kami lahir di tanah.
Mari merenung, apa benar kita sudah merdeka? yang kaya.
Kata buku, kata data, kata berita, emas mengalir di perut gunung kami, nikel mengalir dalam sungai yang kini berlumpur.
Kapal-kapal besar datang dan pergi membawa kekayaan dari bawah kaki kami,
tapi kami tetap berjalan dengan sandal jepit yang bolong dan dinding rumah dari papan yang lapuk.
Mereka bilang ini demi pembangunan.
Tapi entah pembangunan untuk siapa.
Di atas kertas, ekonomi tumbuh.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!