Mohon tunggu...
Briliano Doter
Briliano Doter Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Terbatas dalam Tindakan namun Merdeka dalam Pikiran!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kearifan Lokal Budidaya Padi Ladang Suku Sahu, Tameng Atasi Efek BBM di Masa Mendatang

27 September 2022   00:03 Diperbarui: 27 September 2022   00:10 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemaknaan suatu kearifan lokal menjadi sebuah identitas, tentunya menjadi tanggung jawab untuk tetap dilestarikan, namun saat ini tidak semua desa yang penduduknya adalah bagian dari masyarakat adat Suku Sahu masih dipraktikkannya rutinitas budidaya padi ladang.

Pergeseran nilai-nilai budaya tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor.  Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah et al (2022), terkait peran Lembaga Adat Kampar dalam mempertahankan nilai budaya lokal di Kabupaten Kampar, menunjukkan adanya perubahan dan pergeseran nilai-nilai budaya di dalam masyarakat akibat kemajuan ilmu dan teknologi, yang selanjutnya memberi peluang semakin terabaikannya adat dan budaya.  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disamping memiliki manfaat positif, namun juga dapat merugikan, sehingga masyarakat mulai perlahan-lahan meninggalkan kearifan lokalnya yang sejak dahulu dihidupi oleh masyarakat di pedesaan. 

Desa Golo adalah salah satu desa yang secara administratif berada di Kabupaten Halmahera Barat, Kecamatan Sahu (BPS, 2022). Kondisi Desa Golo saat ini dapat dikatakan telah mengalami pergeseran nilai-nilai budaya.  Pergeseran nilai budaya yang dimaksudkan adalah terkait dengan tradisi budidaya padi ladang yang tidak lagi dilakukan dan masyarakatnya lebih memilih komoditi lain seperti yang dapat dilihat dari data RPJMDes (2019) yaitu secara mayoritas masyarakat Desa Golo berprofesi sebagai petani dengan komoditi yang dibudidayakan antara lain kelapa, pala, pisang, durian, dan jagung. 

Ketiadaan petani yang melakukan budidaya padi ladang di Desa Golo tentunya akan berdampak pada upaya penyediaan pangan keluarga yang akan semakin sulit. Kesulitan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan akan berlipat ganda di tengah kondisi upaya pemenuhan ekomoni setelah Covid 19 dan juga karena kenaikan harga BBM, karena akibat dari kenaikan harga BBM akan menyebabkan harga-harga bahan pokok lainnya ikut meningkat.

Oleh karena itu, pelestarian tradisi budidaya padi ladang di Desa Golo Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat sangatlah penting dilakukan, sehingga dapat terjadinya pengaktifan kembali sehingga ketersediaan pangan dalam hal ini beras, masyarakat dapat melakukan pengalihan pembiayaan yang seharusnya diperuntukan untuk pemenuhan pangan kepada pembelian BBM.

Dampak dari kenaikan BBM saat ini telah dirasakan oleh masyarakat dan d akan terasa lebih beras sering berjalannya waktu. Kembali ke alam adalah Tameng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun