Mohon tunggu...
Brian jordy
Brian jordy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kegiatan Masyarakat di Desa Sendang Mulyo

15 November 2018   18:15 Diperbarui: 15 November 2018   18:23 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Miskin tapi kaya itu adalah sebuah julukan yang dapat kita ucapkan untuk desa sendang mulyo. Desa sendang mulyo merupakan sebuah desa yang terletak di daerah sleman Yogyakarta.desa sendang mulyo memiliki beberapa dusun yang diantaranya dusun sembuhan lor, dusun prapak, dusun jetis, dusun blimbingan, dusun kwayuhan, dusun diro, dusun dondongan.  dalam survei pemerintah desa ini memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi sehingga membuat desa ini dapat di katakana sebuah desa yang miskin. 

Walaupun miskin di sini kita dapat menemukan keanekaragaman budaya yang terdapat di desa sendang mulyo. keanekaragaman budaya ini yang menjadi nilai plus yang dimiliki desa sendang mulyo. di sini kita dapat dimanjakan dengan indahnya pemandangan yang membuat kita betah untuk berada di desa tersebut. Desa yang dikelilingi pegunungan dan pesawahan membuat sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani.

Sejarah desa sendang mulyo awalnya hanya sebuah daerah yang cukup luas yang sedikit orang yang tinggal. Pasca terjadinya suatu tragedi yang membeberkan masyarakat Indonesia yaitu tragedy G30SPKI sehingga banyak orang-orang mengungsi ke daerah luas tersebut dan menetap membuat satu desa yang bernama desa sendang mulyo.

Dalam kegiatan kampus pada hari jumat,19 oktober 2018, saya berkesempatan untuk mengunjungi desa sendang mulyo. menurut kepala desa, desa sendang mulyo di nobatkan sebagai salah satu desa yang masyarakatnya hidup dengan sejahtera. Walaupun berkehidupan dalam keaadaan miskin  tetapi masyarakat sekitar tidaklah mengeluh . sehingga masyatakat desa sendang mulyo memanfaatkan hasil alam sebagai bahan untuk bertahan hidup.

Laki-laki pergi kesawah di pagi hari sedangkan perempuan duduk di rumah memainkan jarinya untuk menganyam. Ya inilah aktivitas yang sering dilakukan didesa sendang mulyo. pada saat itu saya berkesempatan untuk belajar menganyam. Saya belajar menganyam oleh seorang nenek-nenek yang saya taksir umurnya sekitar 60 tahun. Mbah tini mengajarkan saya dengan beberapa teman saya untuk menganyam. Untuk menghasilkan sebuah bakul kecil yang saya lupa namanya itu dibutuhkan sebuah bahan dasar dari bambu. Sebelum memulai menganyam kita harus mengiris serat-serat bambu. Menganyam bukan merupakan sebuah kegiatan yang mudah karena menurut saya kegiatan ini membutuhkan sebuah kreativitas untuk dapat menganyam. Setelah bercerita ternyata mbah di upahi sebesar Rp.500,00 untuk sebuah bakul kecil yang telah selesai di anyam. Dengan harga segitu tentu sangatlah memprihatinkan karena dalam membuat anyaman tidaklah mudah tetapi hanya di upahi lima ratus rupiah.

Pada hari sabtu, 20 oktober desa sendang mulyo mengadakan merti desa, yaitu pawai yang membawa gunungan dari hasil alam untuk keliling desa sendang mulyo. dalam masyarakat setempat maksud dari acara merti desa yaitu sebuah ungkapan syukur masyarakat desa kepada tuhan sehingga mengarak gunungan keliling kampung. Pada malam hari di balai desa sendang mulyo mengadakan pentas seni wayang kulit. Menurut kepala dukuh dusun sembuhan lor yaitu dusun yang terletak di sebelah utara dari desa sendang mulyo, wayang itu di ambil dari sebuah cerita dari tanah jawa yaitu cerita dewi sri mulih atau yang dapat di sebut dewi kemakmuran. Pentas seni wayang di ramaikan oleh masyarakat desa dari beberapa dusun, bahkan dari luar desa sendang mulyo. pemerintah sleman sangat menekan kesenian jawa untuk mensejahterakan sebuah kekayaan budaya dari tanah jawa. Pemain pentas seni wayang tersebut berasal dari sleman sedangkan pemain gamelan berasal dari masyarakat desa sendang mulyo.

Jam menunjukan pukul 08.00 membuat saya bangun untuk berjalan-jalan mengitari dusun sembuhan lor. Berjalan sambil menikmati indahnya pemandangan alam dan menikmati sejuknya udara segar membuat pikiran menjadi lupa dengan beban tugas di kampus. Di pagi hari masyarakat setempat sudah memulai aktivitasnya. Saya melihat beberapa orang sudah mulai membajak sawahnya dan ada yang sudah mulai menganyam. Di tengah jalan saya dengan teman saya berhenti sejenak karena melihat orang yang sedang mentenun kain. Saya melihat sorang mbah menenunn kain menggunakan sebuah alat yang sangat sederhana. Alat yang di gunakan terbuat dari kayu yang di rancang seperti mesin jahit. Setelah berbincang dengan mbah, mbah tersebut berkata bahwa alat sedernaha tersebut bukan miliknya. Mbah hanya sebagai orang yang menenun kain yang di beri upah oleh orang lain. Mbah tersebu di upahi Rp.15.000 untuk 30 meter. Mbah berkata bahwa dia hanyalah orang panggilan untuk menenun sehingga ia di beri upah oleh sang pemilik. Menurutnya hanya pekerjaann inilah yang dapat ia kerjakan dikarenakan usia yang cukup senja dan terbatasnya pendidikan membuat ia hanya dapat mensyukuri yang ia peroleh. Sungguh sangat sedih melihat seorang nenek-nenek yang masih mau bekerja untuk mendapatkan uang. Sepenglihatan saya mbah menenun dengan lihainya tetapi menurutnya kegiatan menenun harus konsentrasi karena jika salah sedikit maka hasil kainnya tidak memuaskan.

Senin, 22 oktober 2018 adalah hari terakhir saya berada di desa sendang mulyo. semua cerita selama di desa sendang mulyo tak akan saya lupakan. Pada siang hari kami di angkut dari dusun sembuhan lor oleh mobil pick up menuju balai desa untuk berkumpul dengan mahasiswa-mahasiswa universitas atmajaya yang berada di dusun lain. Dan kami pulang pada pukul 16.00 WIB.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun