Mohon tunggu...
Branita Islamadina
Branita Islamadina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Man Jadda Wa Jadda

Optimis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Hermeneutika: Memaknai Islamofobia dalam Dunia Barat

30 Mei 2022   21:02 Diperbarui: 30 Mei 2022   21:07 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kajian Hermeneutika : Memaknai Islamofobia dalam dunia barat

Islamofobia adalah suatu ketakutan atau prasangka yang direkayasa dan dipicu oleh struktur kekuasaan global saat ini yang bersifat Eropa Sentris dan orientalis. Istilah ini diciptakan dalam konteks umat Muslim Inggris Khususnya dan Eropa Umumnya, dan dirumuskan berdasarkan kerangka "xenophobia" (ketakutan dan kebencian terhadap orang asing) yang lebih luas. 

Ketakutan atau prasangka ini diarahkan pada isu "ancaman-ancaman" orang islam baik yang hanya berupa kesan maupun yang benar-benar nyata dengan mempertahankan dan memperluas berbagai kesenjangan yang ada didalam hubungan ekonomi politik, sosial, dan budaya. 

Kekerasan perlu digunakan sebagai cara untuk melakukan "pembenahan peradaban" pada komunitas-komunitas yang disasar (umat muslim atau yang lainnya). Islamofobia memperkenalkan Kembali serta menegaskan Kembali suatu struktur rasial global yang dengannya kesenjangan distribusi sumber daya dipertahankan dan diperluas.  

Agama adalah ruang sakral dan urusan pribadi. Kebebasan beragama berarti seseorang bisa mempraktikkan keimanannya berdasarkan kehendak bebas, secara terbuka atau pribadi, bebas dari tekanan atau kekerasan. Agama-agama memberikan ruang suci bagi keimanan pada misteri-misteri besar atau sesuatu yang lebih besar daripada diri manusia. 

Ruang Spritual seperti Gereja, masjid, sinagoge, candi, dan kuil ataupun upacara kegamaan. Ruang itu bersifat suci dan harus diberikan penghormatan serta penghargaan sebagaimana suatu tempat suci harus dihormati dan dihargai

Ketika seseorang menyamaratakan semua Muslim atau manapun diantara "Kelompok jahat dewasa ini" yang menjadi sasaran kontemporer dan memberi cap negatif serta merendahkan nya. Kelompok anda sendiripun bisa dengan sama mudahnya menjadi sasaran tanpa alasan yang masuk akal. 

Setiap Kelompok terdiri atas populasi yang beragam dan tidak ada satu orang atau satu perilakupun yang merepresentasikan satu kelompok secara keseluruhan. Ada berbagai macam orang katolik dan berbagai golongan protestan. 

Tidak ada satu agama yang dianut oleh semua orang didalam satu kelompok yang sama. Tidak semua ajaran agama dijalankan oleh semua pemeluk agama tersebut. Keanekaragaman adalah hal lazim didalam semua agama sebagaimana ia juga lazim pada semua manusia.

Membunuh atas nama agama atau Tuhan pada dasarnya salah secara moral dan tidak diijinkan Tuhan manapun. Membunuh adalah mengambil nyawa, merampas sesuatu yang suci. 

Para penganut agama diatur oleh prinsip-prinsip penuntun; setiap agama besar. Pada inti terdalamnya, dalam bentuk tertentu mengandung aturan emas yang sama. "Perlakukan orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan" adalah benang merah yang berlaku umum ajaran menghargai diri sendiri, orang lain, kehidupan, tanah serta segala sesuatu yang suci terdapat didalam Sebagian besar kitab-kitab suci dan merupakan prinsip penuntun, terlepas dari kemasan luarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun