Mohon tunggu...
Boy Sandy Surya Wijaya
Boy Sandy Surya Wijaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya merupakan mahasiswa Ikom yang bergerak di bidang Broadcast, dan gemar sekali bercengkrama dengan media. terutama berdiskusi dan sharing tentang media. keep contact: Pin:26B08697 HP: 085311190275

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Alangkah Lucunya Negeri Ini

10 Desember 2013   09:26 Diperbarui: 4 April 2017   16:43 21409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

YUK BELAJAR BERSAMA MELALUI FILM YANG DIPELOPORI OLEH OM DEDY MIZWAR UNTUK BERCERMIN PADA NEGERI INI, FILM "Alangkah Lucunya Negeri Ini"

CAST

Muluk                                      : Reza Rahardian

Pipit                                         : Tika Bravani

Samsul                                     : Asrul Dahlan

Haji Makbul                            : Deddy Mizwar

Haji Rahmat                            : Slamet Rahardjo

Haji Sarbini                             : Jaja Mihardja

Jarot                                        : Tio Pakusadewo

Glen (Ketua Copet Mall)        : Moh. Irfan Siagian

Copet - Boy                            : Ahmad Ismail

Copet - Eros                            : Ahmad Yanwar

Copet - Ongky                                    : Pradana Ardiansyah

Copet - Ari Wibowo               : Agri Firdaus

Komet (Ketua Copet Pasar)    : Angga Putra

Copet - Bedul                         : Daniel Hamonangan

Copet - Subur                          : Mohammad Rabil

Copet - Sabar                          : Agis Foldero Lubis

Copet - Bedil                          : Ponda Malik

Ribut (Ketua Copet Angkot)  : Sakurta Ginting

Copet - Kampret                     : Hafidz

Copet - Kalong                       : Gundala

Copet - Codot                         : Dede Setiawan

Copet - Sobrat                         : Deni Albab Mulyadi

Mata Dewa                             : Jaya Kusuma

Istri Haji Rahmat                    : Rina Hassim

Jupri                                        : Edwin “Bejo”

Direktur                                   : Robby Tumewu

Presenter Kuis                         : Senandung Nacita

Petugas Tantib            1                     : Maulana

Petugas Tantib 2                     : Udin Nganga

Petugas Tantib 3                     : Roy Jogja

A.Sinopsis Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini”

Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” merupakan salah satu Film Komedi Indonesia Tahun 2010 yang dirilis oleh Deddy Mizwar. Cerita dari film ini ditulis oleh Musfar Yasin, dan diperankan oleh Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia, dan Teuku Edwin. Film ini bertemakan pendidikan, dalam alur ceritanya pemeran berniat untuk merubah anak-anak yang berprofesi mencopet.

Dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” menceritakan seorang anak muda lulusan S1 Managemen yang bernama Muluk sebagai seorang yang baru saja lulus kuliah, tentu saja berupaya untuk mencari kerja. Dengan berbekal ijazah yang dimiliki serta surat kabar yang memuat berbagai lowongan kerja, namun semua lamaran tersebut tidak membuahkan hasil.

Semangat Muluk dalam mencari kerja tidak pernah berhenti dan akhirnya melihat sekelompok anak yang melakukan aksi copet di sebuah pasar. Dengan geram Muluk meringkus anak tersebut dan mengancam melaporkannya kepada polisi. Beberapa waktu kemudian, di sebuah warung Muluk bertemu dengan Komet. Komet akhirnya membawa Muluk ke markasnya dan memperkenalkan dengan Jarot yang menjadi pemimpin para pencopet. Di sisi lain, ayah Muluk yang bernama Pak Makbul berdebat serius dengan Haji Sarbini yang merupakan calon besannya. Muluk akan dijodohkan dengan Rahma. Keduanya terus saja berdebat walaupun berusaha dilerai oleh Haji Rahmat, seorang tetua dalam bidang agama Islam di daerah tersebut.

Perkenalan Muluk dan Jarot menghasilkan kesepakatan bahwa Muluk akan bekerja bersama dengan para pencopet tersebut untuk mempraktekkan ilmu manajemen yang dimiliki dengan mengelola keuangan mereka. Ini ditawarkan oleh Muluk dengan imbalan 10% dari hasil copet mereka. Tujuan Muluk adalah agar hasil copet mereka dapat dikelola secara profesional dan akhirnya dapat dijadikan sebagai modal usaha agar tidak perlu menjadi pencopet lagi. Secara umum, kelompok pencopet ini dibagi menjadi 3, yaitu kelompok mall yang terdiri atas pencopet yang berpakaian paling bagus dan “gaul”, kelompok pasar yang berpakaian paling kumal, dan kelompok angkot yang berpakaian sekolah. Setiap kelompok memiliki pemimpin dan metode kerja sendiri-sendiri. Muluk pun menyadari  bahwa anak-anak ini juga butuh pendidikan, dan untuk mengajar mereka, Muluk meminta bantuan Samsul, seorang Sarjana Pendidikan pengangguran yang sehari-hari hanya bermain kartu saja agar mempraktikan apa yang telah diperoleh dari kuliahnya dulu.

Sebuah permasalahan kecil terjadi saat ayah Muluk bertanya mengenai pekerjaannya. Dengan terpaksa Muluk menjawab bahwa pekerjaannya adalah di bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia. Beberapa waktu kemudian, Haji Rahmat meminta Muluk agar dapat mempekerjakan anaknya, Pipit, karena sehari-hari Pipit hanya mengurusi kuis-kuis di televisi dan mengirim undian berhadiah kemana-mana. Muluk-pun menyanggupi hal tersebut dan mengajak Pipit untuk mengajar agama bagi anak-anak pencopet.

Rasa penasaran pun muncul dari Pak Makbul ayah Muluk, Haji Rahmat ayah Pipit, dan Haji Sarbini calon mertua Muluk. Mereka pun bersikeras hendak melihat tempat kerja Pipit, Muluk dan Samsul. Mereka amat terkejut sewaktu mengetahui bahwa anak-anak mereka rupanya bekerja untuk para pencopet .

Pertentangan batin yang hebat segera terjadi di hati mereka yang juga mempengaruhi Muluk, Pipit, dan Samsul. Mereka akhirnya berhenti mengajari anak-anak itu. Setalah itu, Jarot memberikan pengarahan kepada anak-anak itu tentang bagaimana mereka seharusnya mencari uang dengan uang halal. Golongan copet pasar akhirnya sadar dan mereka berubah profesi menjadi pedagang asongan, golongan mall dan angkot tetap pada profesi mereka yaitu pencopet. Namun, saat golongan copet pasar sedang berdagang di jalan raya tiba-tiba ada satpot pp yang menertibkan jalanan tersebut. Anak-anak banyak yang tertangkap tetapi pada saat itu. Muluk melihat kejadian itu dan mengaku kepada satpol pp bahwa dia adalah orang yang menyuruh anak-anak itu mengasong (bos mereka). Sehingga, Muluk pun dibawa pergi oleh satpol pp tersebut.


  1. Analisis Resensi Film

Di dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” sangat menonjolkan betapa pentingnya pendidikan dalam merubah kehidupan agar menjadi lebih baik.Kehidupan masyarakat Indonesia secara garis besar memang telah mengalami perubahan yang signifikan. Seperti perubahan pada sistem ekonomi, politik maupun sistem sosial. Tetapi, pada satu sisi memang kita dapat melihat salah satu pasal UUD 1945 yang menyatakan “bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara” sementara kenyataan yang terjadi pada negara ini sebenarnya menunjukkan kebalikan dari realita yang ada.

Menyambung dari permasalahan utama di dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” yang menyinggung masalah pentingnya pendidikan yang harus diperoleh bagi setiap warga masyarakat Indonesia yang sudah “merdeka”. Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan adalah modal dasar sebuah bangsa untuk mencapai kemajuan dari berbagai bidang apapun. Dengan pendidikan, penguasaan terhadap teknologi akan dicapai jauh lebih mudah. Suatu negara yang sudah menguasai teknologi akan lebih mudah menguasai dunia. Hal ini sudah dibuktikan oleh negara-negara “barat” yang mampu menguasai teknologi. Sekarang, seharusnya kita sadar bahwa mereka yang berilmu tentu akan lebih banyak berbicara strategi pengendalian secara global.

Setelah melihat dari film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” ternyata masih banyak warga Indonesia yang tidak memperoleh pendidikan. Bahkan, mereka tidak tahu apa itu pendidikan, apa itu fungsi pendidikan bahkan baca dan tulis saja mereka masih kebingungan. Padahal, sudah sejak lama negeri ini selalu menggalakkan program wajib belajar minimal 9 tahun. Maksud pemberian wajib belajar adalah dengan tujuan memajukan tingkat pendidikan anak bangsa. Wajib belajar ini merupakan pemberian pelayanan kepada anak bangsa untuk memasuki sekolah dengan biaya murah dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat, seperti dana bantuan BOS (Biaya Operasional Sekolah).

Pada umumnya penduduk di Indonesia adalah kalangan yang terbilang belum mampu dalam hal materi. Sehingga, pemerintah selalu berusaha memberikan bantuan khusus kepada sekolah-sekolah yang ada di negeri ini, walaupun tidak semua dana bantuan itu sampai di sekolah tersebut dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh pihak sekolah. Bantuan itu adalah guna meningkatkan kualitas mutu kinerja tenaga pendidik dan mutu yang di didik. Walaupun ada pepatah yang mengatakan  "Seseorang boleh saja tidak melanjutkan pendidikan karena ia bodoh, tapi tidak boleh terjadi seseorang tidak melanjutkan pendidikan karena ia miskin". Tetapi, pada kenyataannya masih banyak anak bangsa yang tidak memperoleh pendidikan karena banyak faktor yang dapat menyebabkan terhambatnya pendidikan. Salah satu penyebab paling utamanya adalah masalah korupsi yang sangat merugikan orang lain dan menyebabkan terjadinya kemiskinan yang berpengaruh pada masalah pendidikan. Memang kemiskinan dan kesenjangan ekonomi selalu jadi bayang-bayang di dunia pendidikan. Namun bagaimanapun juga pendidikan harus diutamakan, karena jika tidak ada pendidikan yang sepadan, maka masalah kemiskinan pun akan susah dihilangkan.

Inti dari film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” adalah mengkritik dunia pendidikan di Indonesia. Dimana dalam film tersebut sangat menjunjung tinggi pendidikan, serta memiliki banyak pesan yang sebaiknya kita terapkan dalam kehidupan kita. Contohnya dalam film tersebut dimana ada copet yang bernama Glen tertangkap polisi disebabkan tidak bisa membaca petunjuk jalan. Hal ini menunjukkan bahwa angka buta huruf di Indonesia masih sangat tinggi. Kasus yang lain pun banyak digambarkan dalam film tersebut. Misalnya kasus yang dialami oleh Muluk, samsul dan pipit. Walaupun mereka berpendidikan tinggi belum tentu akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Hal itu menambah buruk kualitas pendidikan di Indonesia yang masih banyak membuat masalah dan sampai pada saat ini belum ada solusi yang tepat.

Dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” juga menunjukkan bahwa sampai kapanpun persepsi orang tentang pencopet tidak akan berubah sekalipun mereka telah mendapatkan pendidikan akademik maupun agama. Persepsi seperti inilah yang menyebabkan susahnya masyarakat negeri ini untuk bergerak maju dan mendapatkan perubahan yang signifikan. Masyarakat Indonesia sudah terlalu terpaku ada suatu hal yang mereka nilai dari luarnya sehingga terkadang lupa oleh apa yang sebenarnya terjadi. Perbandingan yang ditonjolkan pada film ini sebenarnya sangat manarik yaitu antara koruptor dan pencopet.

Perbedaan antara koruptor dengan pencopet dapat kita ketahui dari sudut pandang pendidikan mereka. Padahal keduanya sama-sama mengambil hak yang bukan miliknya secara diam-diam. Perbedaan pada mereka adalah bagaimana cara mereka “mencopet”. Jika pencopet biasa mencopet uang langsung dari orang lain. Sedangkan, cara koruptor mencopet uang orang lain tidak lagi langsung dari orang. Inilah contoh sederhana dari pentingnya sebuah pendidikan. Jika kita amati, selalu faktor pendidikan yang menyebabkan ini semua. Faktor mahalnya pendidikan atau masih tertanam bahwa pendidikan itu tidak penting. Tetapi jika telah berpendidikan bisa menjamin hidup atau bahkan bisa melakukan perbuatan haram seperti korupsi.

Masalah yang diulas dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” tentang pendidikan menurut pemikiran Pierre Buordieu yang memandang pendidikan hanyalah alat untuk mempertahankan eksistensi kelompok dominan. Hal ini sangat jelas terdapat dalam isi dari film tersebut. Dimana kehidupan para pencopet yang sulit untuk diajak keluar dari dunia percopetan karena minimnya pengetahuan yang mereka miliki. Sehingga, dapat kita tarik kesimpulan dari film tersebut bahwa pendidikan sangat penting dalam melepaskan seseorang dari kebodohan dan kemiskinan.

C.Analisis Kasus berdasarkan Teori Komunikasi Interpersonal

a.Teori 4 Sistem

Dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” terdapat berbagai macam kejadian yang merujuk pada teori 4 sistem, yaitu pada saat Bang Jarot menyuruh ketua dari setiap pencopet untuk mengumpulkan uang yang sudah seharusnya disetor/dikumpulkan kepada Bang Jarot. Bang Jarot merupakan pemimpin atau atasan yang sifatnya otoriter dan semua tugas yang diberikannya wajib dilakukan oleh bawahannya, yaitu anak buahnya. Sistem ini juga digunakan pada manajemen, dimana komunikasi ini terjadi dari atas ke bawah (top-down).

b.Teori Fungsional

Di dalam film ini, teori fungsional dapat terlihat jelas bahwa bang jarot sebagai pemimpin merupakan kepala dari semua anak buahnya,  bang Jarot ini memiliki fungsi sebagai orang yang memimpin komplotan pencopet dan melindungi komplotan pencopet. Dan anak buahnya yang merupakan komplotan pencopet itu, dijadikan sebagai kaki tangan untuk meraih penghasilan dari hasil mencopet.

D.Analisis Kasus berdasarkan Model Komunikasi Interpersonal

Model komunikasi yang digunakan dalam film ini adalah model “Pertukaran Sosial”, dan model “Peranan

Pertukaran Sosial

Muluk yang ingin sekali bekerja dan membahagiakan ayahnya Haji Makbul, mulai menjalankan misi dengan bekerja sama dengan komplotan pencopet dengan tujuan membuat kehidupan mencopet jauh lebih baik dan terdidik. Dan sebagian uang yang didapat oleh para komplotan pencopet ini akan disetorkan 10%-nya kepada Muluk untuk ditabung dan dikembangkan dalam bidang usaha lain, yaitu mengasong. Walaupun uang hasil mencopet, yang dikatakan sebagai uang haram itu, digunakan untuk menggaji dirinya dan membelikan oleh-oleh makanan kepada keluarga calon mertua dan keluarga teman baiknya. Jadi kondisinya, film ini memuat model pertukaran sosial, karena melakukan sesuatu dengan alasan butuh dan memenuhi kebutuhan.

Peranan

Haji Makbul, Haji Rahmat, dan Haji Sarbini yang menggunakan pakaian yang rapih dengan peci atau kopiah dan baju koko, agar penampilan tersebut bisa ditiru oleh umat Islam lainnya dan dinilai baik secara agama. Jika Haji Makbul, Haji Rahmat, dan Haji Sarbini memakai baju yang compang-camping, memakai tato atau tindikkan, tentu itu tidak diharapkan oleh masyarakat dan pandangan agama atau bisa dikatakan bahwa si Haji Makbul, Haji Rahmat, dan Haji Sarbini tersebut tidak sesuai dengan perannya sebagai seorang Haji atau Ustadz. Dan di dalam film ini pun, juga memuat model peranan, yang dimana seseorang itu melakukan perannya sesuai dengan yang diminta oleh publik.


  1. Analisis Komunikasi Tatap Muka Berjalan Efektif atau Tidak oleh Si Pengajar

Komunikasi yang efektif itu adalah komunikasi yang pada dasarnya bisa dimengerti oleh komunikan dengan syarat ada kesepakatan persamaan persepsi/konteks makna (bahasa) di dalam proses komunikasi. Pada film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” keefektifan komunikasi sangat menjadi acuan untuk tersampaikannya informasi yang diberikan oleh para pengajar. Penggunaan bahasa yang digunakan oleh:

-Samsul       : Bahasa yang digunakan oleh Samsul masihlah sangat mengundang tingkat ambiguitas yang cukup tinggi, karena komunikan masih saja tidak mengerti dan sulit untuk memahami bahasa yang disampaikan oleh Samsul (komunikator). Sehingga belum terciptanya keefektifan dalam berkomunikasi.

-Pipit           : Bahasa yang digunakan oleh Pipit sudah cukup baik, penggunaan struktur bahasa yang baik dan sistem pengajaran pipit yang luwes, membuat komunikan (komplotan pencopet) itu mampu memahami maksud yang disampaikan oleh si Komunikator (Pipit). Jadi, komunikasi yang disampaikan oleh Pipit sudah cukup efektif.

-Muluk        : Bahasa yang digunakan oleh Muluk sangat lah mudah dimengerti dan tidak sulit untuk dipahami. Muluk mampu menguasai eye contact dengan komunikannya, sehingga komunikannya dapat mudah percaya dengan perkataan yang disampaikan oleh Muluk (komunikator). Mimik dan ekspresi wajah Muluk juga membantu proses komunikasi berjalan dengan efektif, karena memiliki makna yang cukup besar untuk mempengaruhi persepsi dan atensi orang lain. Maka dari itu, komunikasi yang disampaikan oleh Muluk sudah Efektif dan dapat diterima oleh komunikannya.


  1. Analisis Kasus Berdasarkan Bentuk Non Verbal

-Pada film ini, pakaian yang digunakan oleh kelompok pencopet mall adalah yang paling bagus dan “gaul”, kelompok pencopet pasar menggunakan pakaian yang paling kumal, dan kelompok pencopet angkot menggunakan pakaian sekolah.

-Dapat dimaknakan bahwa seorang Haji itu identik dengan penggunaan peci atau kopiah dan baju koko yang merupakan bagian dari agama Islam.

-Seorang muluk yang berpendidikan S1 Manajemen, yang berpenampilan rapih dan menarik selayaknya orang berpendidikan.

-Kondisi mata yang mengarah keatas, dilakukan oleh Kampret saat disuruh berpikir oleh Muluk. Itu menunjukkan kalau dia sedang berpikir.

-Kebiasaan yang dilakukan sesama pencopet ini adalah menggeplak/memukul kepala sesamanya, yang dimana itu dilakukan atas dasar kesalahan yang diperbuat oleh temannya.

-Muka calon wanita pendamping Muluk yang terlihat marah dan kesal ketika melihat Muluk didekati oleh Pipit. Terlihat mimik wajah ekspresi dari wanita ini begitu jelas seperti orang yang kesal dengan orang lain.

-Ekspresi dan mimik wajah Haji Makbul, Haji Rahmat, dan Haji Sarbini setalah menyaksikan dan menghadiri tempat Muluk, Pipit dan Samsul bekerja terlihat sedih dan kecewa. Karena mereka menilai uang yang didapatkan oleh anak-anak mereka adalah uang haram dan makanan yang pernah dibawa pulang itu dibelikan dari uang haram. Intonasi suara mereka terlihat sedih dan seperti orang menangis kecewa.

-Ekspresi muka Muluk yang tersentak diam, akibat mengetahui ayahanda dari calon mertuanya dan ayahanda nya datang mengunjungi tempat ia bekerja. Ia sebenarnya malu dan takut mengecewakan orang yang telah membesarkan Muluk dari kecil hingga besar seperti sekarang ini. Namun, Muluk tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan hanya bisa terdiam.


  1. Analisis Bentuk Komunikasi Interpersonal

a.Percakapan

Bos      : “Copet angkutan umum, operasinya biasanya di angkot dan bus kota. Ketuanya namanya ribut. Kenalin!”

Ribut         : “Ya, nama saya adalah Ribut. Pekerjaan saya adalah pencopet. Pengalaman saya adalah cukup lama adalah sepuluh tahun adalah enam kali ketangkep adalah dua kali masuk tipi adalah tiga kali kecebur empang adalah...”

Bos            : “Adalah cukup. Ribut kenalin anggota lu!”

Ribut         :“Adalah kampret”

Kampret    : “Ya.”

Ribut         : “Adalah Kalong.”

Kalong      : “Yaps.”

Ribut         : “Adalah Codot.”

Codot        : “Yoi.”

Ribut         : “Adalah Sobrat."

Ribut menggunakan kata adalah yang berlebihan sehingga dalam dialog tersebut ucapan Ribut tidak sesuai dengan konteks kalimat. Terkesan pemborosan kata “adalah” sehingga kata “adalah” yang seharusnya menjadi kata yang dipakai untuk menjelaskan menjadi sia-sia dalam penggunaannya.

b.Dialog

Muluk mengejar dan mencengkeram Komet dari belakang karena dia melihat Komet mencopet dan berkata dengan keras: “Diem lu, diem, atau gue bawa ke kantor polisi. Lu tau nggak gua udah dua tahun cari kerja, supaya dapet duit. Enak aja nyomot dompet orang. Nyinggung perasaan gua, tau. Orang susah payah cari kerja, diem-diem duitnya lu ambil. Lu kan bisa minta baik-baik!”

Karena paham dengan maksud perkataan Muluk, Komet menjawab dengan tegas. “Saya kan pencopet bang, bukan tukang minta-minta!”

Di situlah dunia kesepahaman tercipta antara Muluk yang sudah dua tahun sibuk mencari kerja namun belum dapat pekerjaan yang gerah melihat Komet yang seenaknya ngambil dompet orang dan hendak menghajar  si Komet. Namun, mendengar ucapan Komet, Muluk melepaskan cengkeramannya dan membiarkan Komet pergi berlalu begitu saja.

c.Berbagi Pengalaman hidup (Sharing)

Di dalam film ini, Samsul dan Muluk berbagi pengalaman hidup saat menempuh pendidikan S1, terutama Samsul yang merupakan sarjana pendidikan. Samsul mengajak anak-anak komplotan pencopet itu memahami yang namanya pendidikan. Walaupun pada film ini, tidak semuanya mengerti pendidikan secara umumnya.

d. Wawancara

Ketika Senandung Nacita (Presenter Kuis) bertanya kepada penonton dirumah dan melakukan tanya jawab yang sifatnya seperti tanya jawab wawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan atau ditanyakan langsung oleh Senandung Nacita dijawab langsung dan direspon oleh penonton.

e.Konseling

Pipit yang sedang melakukan pendekatan dengan ayahanda nya akibat keterlibatan dirinya akan menuntaskan misi yang dijalankan oleh si Muluk pada komplotan pencopet tersebut. Pipit mengatakan; “Abah, Pipit bener-bener mohon sama abah.. jangan salahkan bang Muluk.. ini semua juga atas dasar kemauan Pipit.. Pipit sudah besar bah.. Kalaupun Pipit berbuat dosa, Pipit jugakan bah yang menanggungnya, bukan abah lagi” .... Abah terdiam dan berlalu meninggalkan rumah menuju masjid.


  1. Konflik Budaya dan Analisis Budaya

-Ditemukan simbol makna dalam film ini, ada tato yang digunakan oleh bang Jarot dan mata sebelah kanan bang Jarot yang dapat dipersepsikan mengerikan.

-Seorang muslim yang lebih memilih honor dibandingkan dengan kehalalan uang yang dihasilkan tersebut.

-Seorang ibu yang seharusnya fokus dalam bidang rumah tangga, namun dalam film ini ibunda dari Pipit itu hanya sibuk mengisi TTS (Teka-Teki Silang) dan bermain games di ruang tamu.

-Komplotan pencopet yang bingung akan agamanya sendiri karena tidak sama sekali pernah beribadah

-Komplotan pencopet juga tidak bisa membaca dan menulis, dan bahkan akibat tidak bisa baca dan tulis, salah seorang dari mereka dikejar dan lari ke kantor polisi karena tidak bisa membaca petunjuk arah jalan.

-Seorang dari mereka melakukan ibadah karena ada maunya, yaitu mau solat jamaah di masjid karena ingin senda yang baru. Jadi, dia selesai solat mengambil sendal orang yang ada di masjid.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun