Mohon tunggu...
Boy N.
Boy N. Mohon Tunggu... Freelancer - A story teller

All this talk about equality. The only thing people really have in common is that they are all going to die.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan yang Terselip dalam Ingatan

29 Maret 2024   13:45 Diperbarui: 29 Maret 2024   13:51 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ramadan di tahun 90an. (Pexels.com/Tan Danh) 

Samar-samar bayangan di masa kecil saat serunya mendengar orang-orang bersahutan membangunkan sahur dengan kentongan atau bedug.

Berisik? Tentu saja, bagi saya yang waktu itu masih balita dan akhirnya terbangun.

Oleh bapak, saya diajak ke luar rumah. Duduk di teras, tepat di pinggiran jalan, jalur lintasan rombongan tersebut.

Di kampung halaman saya, tradisi itu disebut "thethek", alias membunyikan kentongan (atau benda keras lainnya) dengan tujuan membangunkan warga agar segera bersantap sahur.

Dalam lipatan ingatan yang lain, sayup-sayup terngiang suara azan Maghrib dari masjid di dekat rumah saya.

Sebuah masjid kampung yang waktu itu sebagian bangunannya masih berdinding kayu dan tampak sempit.

Suara azan satu-satunya dari masjid di pinggir jalan, bersahutan dengan suara azan dari radio yang saya setel di rumah.

Entah perasaan semacam apa, tapi rasanya seru juga menunggu azan lalu lari ke dalam rumah mencari segelas air atau langsung bersantap.

Dalam lipatan ingatan Ramadan di awal 90-an itu, momen-momen tersebut saya jalani sendirian.

Bahkan, saya tak pernah ingat dengan pasti. Apakah setelah "berbuka" itu saya segera berangkat ke masjid yang jaraknya cuma 20 langkah.

Begitu pula, saya tak pernah ingat dengan yakin apakah di masa kecil pernah dalam sehari saja menjalankan puasa dengan utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun