Mohon tunggu...
M.Abdussalam Hizbullah
M.Abdussalam Hizbullah Mohon Tunggu... Administrasi - mencoba menulis meski tidak berbakat

jika tulisanku ini bermanfaat, bagikan pada orang lain agar manfaatnya tidak terhenti padamu. 😘😘

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Malas, Boleh dong! #1

16 Februari 2018   07:58 Diperbarui: 16 Maret 2018   19:16 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: winkgo.com

Ketika kamu melakukan sesuatu, pasti ada kalanya kamu merasa enggan untuk mengerjakannya bukan? entah karena apa, tiba-tiba kamu hanya merasa bahwa kamu tidak ingin melakukan sesuatu. Atau kamu dengan sengaja tidak ingin melakukan sesuatu. Baik sengaja ataupun tidak, pokoknya saat itu kamu tidak ingin melakukan apapun. 

Kamu tidak ingin membuat tugas, kamu tidak ingin pergi traveling, kamu tidak ingin menonton episode terbaru drama korea kesayanganmu, kamu tidak ingin mengerjakan pekerjaan rumah. Pokoknya kamu tidak berniat untuk melakukan sesuatu. Ketika kamu merasa seperti itu, merasa enggan melakukan sesuatu, berarti kamu telah terjangkit oleh rasa malas.

Ada banyak gejala yang timbul ketika rasa malas ini mulai menyebar ke dalam tubuhmu. Namun, bagaimanapun gejala yang kamu rasakan, belum ada yang dapat mendiagnosa rasa malas ini dengan tepat. Jangankan kamu, bahkan dokter pun tidak memiliki data yang lengkap untuk menangani rasa malas ini. Layaknya demam, rasa malas dapat menjangkiti seseorang dalam kurun waktu yang relatif singkat, yaitu sekitar dua sampai tiga hari. 

Namun, jika kamu tidak memiliki tekad yang kuat untuk melawannya, kamu dapat terjangkit rasa malas akut yang dapat menjangkiti seseorang dalam kurun waktu yang tidak bisa ditentukan. Bisa seminggu, sebulan, bahkan sampai bertahun-tahun.

Nah, buruknya lagi, sampai sekarang belum ada teknologi yang dapat mendeteksi tingkat kemalasan ini, apa lagi untuk menyembuhkan seseorang yang telah terjangkit rasa malas. Tapi tenang, meskipun pengetahuan medis mengenai rasa malas ini masih sagat minim, kamu masih dapat terlepas dari rasa malas. Untuk melakukannya, kamu hanya butuh satu hal, yaitu 'TEKAD'. Semakin kuat tekad kamu, semakin besar pula peluang untuk bangkit dari kemalasan.


sponge-bob-sponge-out-of-water-5a8851f9dcad5b425b4ce0f4.jpg
sponge-bob-sponge-out-of-water-5a8851f9dcad5b425b4ce0f4.jpg
 Meskipun rasa malas inimenjadi momok yang cukup menghawatirkan, apakah mengidap rasa malas adalah hal yag buruk? Jawabannya tidak. Selama kamu bisa mengendalikan rasa malas ini. Sebagai manusia, kamu juga pasti dianugerahkan dengan berbagai perasaan. Sedih, marah, cinta, sayang, kecewa, begitupun rasa malas. 

Memiliki rasa malas dalam diri adalah hal yang sangat manusiawi. Tidak ada manusia yang dilahirkan di dunia ini tanpa memiliki rasa malas. Jadi, kamu tidak perlu terlalu menghawatirkan dirimu ketika kamu sedang malas.

Kamu pasti mengenal seseorang yang terlihat sangat rajin, seperti guru kamu, kakak kamu, teman kamu, oppa dalam drama korea kesayanganmu atau rival kerjamu. Ketika kamu melihat seseorang itu tampak sangat rajin, coba tanyakan pada mereka mengenai rasa malas ini. Apakah mereka juga memiliki rasa malas ini? Jika kamu tayakan hal itu, pasti mereka menjawab, "ya, kami memiliki rasa malas, tetapi kami tidak menjaga rasa malas itu". Kalau tidak percaya, coba deh kamu tanyakan.

Kembali pada sifat dasar manusia, semua orang itu memiliki rasa malas. Tidak ada yang salah tentang hal itu. Jika kamu mengeluhkan mengapa kamu lebih malas dari pada orang lain, maka bukan rasa malasnya yang harus kamu salahkan. Salahkanlah kamu yang menjaga rasa malas itu. Ketika kamu melihat orang lain terlihat tidak malas, bisa jadi dia ternyata lebih malas dari pada kamu. bisa jadi kamu melihat dia rajin karena kamu melihat dia dari sudut pandang kamu sendiri. Jika kamu melihat dia dari sudut pandang yang berbeda, kamu pasti akan menemukan bahwa dia juga pemalas.

Jika seseorang terlihat tidak pemalas, maka belum tentu orang itu benar-benar rajin.  Tetapi, itu menunjukkan bahwa dia telah mampu untuk memposisikan rasa malasnya. Nah, memposisikan rasa malas pada tempat yang tepat inilah yang memerlukan latihan yang dilakukan secara terus-menerus. 

Membangun strategi untuk mengendalikan rasa malas ini tidak hanya mempersiapkan langkah yang akan dilakukan untuk melawan rasa malas, tetapi juga mempersiapkan tekad yang kuat. Bukan untuk menghadapinya, tetapi untuk mengelolanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun