Mohon tunggu...
bop hindarto
bop hindarto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tips Hemat Listrik untuk Rumah Tinggal

12 November 2015   13:17 Diperbarui: 12 November 2015   13:30 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah rumah bisa didesain dengan pendekatan hemat listrik? Listrik adalah energi yang terbarukan (dapat dibuat lagi berulang kali) yang berasal dari pengolahan sumber energi lain sebagai pemicunya. Dewasa ini, suplai listrik ke rumah-rumah penduduk semakin berkurang, diakibatkan oleh makin menipisnya sumber energi yang dipakai untuk memproduksi listrik, yaitu energi kinetik air, minyak bumi dan sumber lainnya seperti batubara dan panas bumi. Hal ini mengakibatkan harga listrik juga semakin mahal dan menipis. Masih ingat himbauan pemerintah untuk mematikan alat-alat listrik yang tidak diperlukan selama jam-jam tertentu di malam hari?


Ruangan tempat hidup sehari-hari kita, sebaiknya direncanakan agar sehat, sekaligus hemat energi

Pada rancangan rumah, bila masalah energi ini diperhatikan, akan dapat menghemat dana untuk membeli listrik. Sekarang ini, sudah saatnya masing-masing pemilik rumah untuk memperhatikan hal ini, dari awal sewaktu mendesain sebuah rumah. Istilah yang cukup populer saat ini adalah 'rumah hemat energi', yang sebenarnya tren-nya sudah ada dimulai dari berbagai negara yang berkembang lebih maju dari negara kita, diakibatkan oleh krisis energi dan makin mahalnya harga listrik.

Rumah hemat energi dapat diterapkan melalui rancangan rumah tinggal. Penghematan ini tidak hanya berarti penghematan dalam pemakaian alat-alat listrik saja, namun juga penghematan dari sisi yang dapat 'terbantu' oleh desain. Sebagai contoh; pada siang hari tidak memakai listrik sama sekali untuk pencahayaan buatan yaitu lampu-lampu dalam rumah. Siang hari kita juga tidak perlu menggunakan AC untuk mendinginkan udara, karena rumah kita cukup sejuk dan dingin tanpa AC.
.
Penerangan buatan (lampu-lampu)
Penerangan dibutuhkan agar mata kita merasa nyaman bila melihat dan beraktivitas. Tingkat kenyamanan ini sebenarnya relatif bagi setiap orang. Ada orang yang merasa nyaman dengan penerangan yang relatif sedikit (gelap) dan ada pula yang merasa nyaman bila ruangannya terang benderang dengan cahaya. Bila dirasa kurang terang, kebanyakan solusi yang dipakai adalah menambah pencahayaan buatan dengan memasang lampu-lampu. Penerangan buatan ini tidak diperlukan bila pencahayaan alami pada siang hari dirasa sudah cukup.


Ruangan dengan warna putih atau warna terang lainnya, dapat menjadi lebih terang karena pantulan cahaya dari tembok ruang tersebut. Lain dengan warna tembok gelap yang menyerap cahaya.

Bila kita bisa memaksimalkan penggunaan cahaya alami dari matahari pada pagi hingga sore hari, mengapa kita harus menggunakan pencahayaan buatan? Maka penghematan yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah memaksimalkan penggunaan cahaya matahari alami untuk menerangi ruangan pada pagi hingga sore hari tanpa bantuan cahaya buatan.

Cara untuk melakukan itu adalah melalui perencanaan perletakan ruang-ruang yang baik, sekaligus dapat menjadi penyedia alternatif dari cahaya yang diperlukan agar kegiatan dalam rumah menjadi nyaman. Tingkat kenyamanan itu tentu saja relatif dan hanya penghuni sebenarnya yang dapat mengukur tingkat kenyamanan dari banyaknya cahaya yang masuk dalam rumah. Para perancang atau arsitek dalam hal ini mengambil asumsi terbaik untuk memperkirakan seberapa banyak cahaya matahari dapat masuk dalam rumah, baik secara langsung maupun dipantulkan.

Arsitek memiliki berbagai acuan untuk menentukan banyaknya cahaya yang sebaiknya masuk dalam rumah, antara lain;

Arsitek juga sebaiknya memiliki pengetahuan yang cukup agar cahaya matahari yang masuk dapat maksimal mendukung kegiatan dalam rumah tinggal. Dalam hal ini arsitek dapat memperkirakannya melalui pengalaman. Selain itu ilmu spesifik yang dapat membantu memperkirakan banyaknya cahaya dalam ruangan juga ada dalam ilmu arsitektur, yang hasilnya dapat menjadi sebuah acuan dalam rancangan rumah, yang menentukan berapa banyak lampu yang dibutuhkan, jendela yang dibutuhkan, dan berapa lumens (satuan ukur intensitas cahaya) sebaiknya hadir dalam sebuah ruangan.

Perlu diperhatikan pula besarnya cahaya yang masuk dari sinar matahari dari luar, dapat mengakibatkan suasana ruang yang lebih panas, yang akibatnya juga pada penggunaan AC maupun penghawaan alami. Bila rumah kita menggunakan AC, suasana panas akibat terlalu banyak cahaya matahari masuk juga mengakibatkan beban pendingin udara makin besar, sehingga beban listrik dan biayanya juga membengkak.

Tips untuk menghemat listrik penerangan antara lain:

  • Gunakan lampu hemat listrik daripada lampu pijar
  • Matikan lampu saat meninggalkan ruangan atau tidak memakai ruangan.
  • Buatlah perencanaan titik-titik ampu yang efisien; yaitu dengan tidak menggunakan saklar yang menghidupkan beberapa lampu sekaligus, karena bila kita ingin menghidupkan salah satu lampu, semua lampu jadi menyala.
  • Letakkan lampu ditempat yang cukup rendah dan dapat melayani lebih banyak ruang.
  • Letakkan saklar ditempat yang mudah dihidup-matikan, misalnya didekat pintu, agar memudahkan kita mematikan lampu saat hendak meninggalkan ruangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun