Pemerintah Indonesia secara resmi mengajak pendiri Microsoft dan tokoh filantropi dunia, Bill Gates, untuk duduk di dewan penasihat Danantara Trust. Lembaga filantropi dari dana kekayaan negara Indonesia, guna memperkuat inisiatif sosial yang tengah digagas negara.
Kehadiran Gates di Jakarta pada Rabu (8/5) disambut langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara. Dalam pertemuan tersebut, Gates yang juga Ketua Bill & Melinda Gates Foundation turut menawarkan kerja sama strategis dengan Danantara Trust yang sedang dibentuk untuk mengelola dana abadi dan menyalurkan hibah sosial.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa inspirasi pembentukan Danantara Trust datang dari Temasek Foundation milik Singapura, yang beroperasi secara independen dari lembaga pengelola kekayaan negaranya. “Saya berharap Pak Bill bisa duduk bersama Pak Ray Dalio di dewan ini, sebagaimana kalian berdua sudah ada di dewan filantropi Tiongkok,” ujar Budi merujuk pada China Global Philanthropy Institute (CGPI) yang turut didirikan Gates dan Dalio bersama tiga tokoh bisnis asal Tiongkok.
Menurut Budi, keberadaan lembaga yang dikelola secara profesional seperti Danantara Trust akan membantu mengembalikan kepercayaan filantropi dalam negeri yang selama ini lebih banyak mengalir ke luar negeri. “Indonesia punya potensi besar. Jika negara maju bisa memberikan 2 persen dari PDB-nya untuk filantropi, maka Indonesia bisa mencapai sekitar 30 miliar dolar AS per tahun,” ujarnya.
Danantara telah memperkenalkan jajaran dewan penasihat pada Maret lalu, termasuk investor Ray Dalio, ekonom Jeffrey Sachs, mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra, mantan CEO Credit Suisse Helman Sitohang, dan manajer portofolio Capital Group, Chapman Taylor.
CEO Danantara Rosan Roeslani menyampaikan bahwa pemerintah berencana mengalokasikan antara 1 hingga 2,5 persen dividen tahunan dari BUMN untuk mendanai Danantara Trust. Dana awal sebesar 100 juta dolar AS akan disiapkan tahun ini, dengan target tumbuh hingga 1 miliar dolar AS dalam enam tahun ke depan. Fokus utama Trust ini meliputi bidang pendidikan dan kesehatan, serta akan menyelaraskan program tanggung jawab sosial (CSR) BUMN dengan prioritas pemerintah.
Rosan juga mengonfirmasi bahwa pihak Gates Foundation telah menyampaikan niat memberikan hibah dan menjalin kerja sama, dalam pertemuan terpisah sehari sebelumnya bersama perwakilan Asia Tenggara mereka, Pippa Zainoeddin dan Jamal Khan. “Pemerintah sudah menyetujui secara prinsip, dan kami sedang merampungkan detailnya,” jelas Rosan.
Gates Foundation, yang berdiri sejak tahun 2000, kini mengelola dana abadi senilai sekitar 75 miliar dolar AS dan menargetkan distribusi tahunan sebesar 9 miliar dolar pada tahun depan. Sejak 2009, lembaga ini telah mengucurkan lebih dari 159 juta dolar ke Indonesia, mayoritas untuk mendukung sektor kesehatan seperti pengadaan vaksin.
“Indonesia adalah mitra jangka panjang kami,” ujar Gates kepada para pejabat. “Filantropi punya kekuatan besar. Jika dijalankan dengan baik, hal ini bisa memengaruhi kebijakan negara dalam bidang kesehatan dan pendidikan.”
Gates juga menyoroti potensi kecerdasan buatan (AI) dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan pertanian. Ia menyebut beberapa proyek mendatang, termasuk uji coba vaksin TBC di Indonesia—negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi kedua di dunia. Program tambahan seperti suplementasi mikronutrien dan penanganan anemia juga akan diluncurkan dalam satu hingga dua tahun ke depan.