Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

EKI (Ekonomi Kreatif Indonesia)

8 Desember 2014   19:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:47 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kemajuan suatu bangsa terletak di pundak generasi muda. Mereka yang saat ini sedang menuntut ilmu di sekolah menengah atau jenjang universitas sedang mempersiapkan diri untuk mampu bersaing menciptakan lapangan pekerjaan, tak semata memburu bursa pekerjaan. Salah satu bidang yang ramai dituju kaum muda untuk merintis karir dan kesuksesan adalah ekonomi kreatif.
Sektor ekonomi kreatif yang dimaksud oleh Kemenparekraf RI meliputi 14 subsektor, yaitu: arsitektur, desain, fesyen, film video dan fotografi, kerajinan, kuliner, teknologi informasi, musik, pasar barang seni, penerbitan dan percetakan, periklanan, permainan interaktif, riset dan pengembangan, seni pertunjukan, televisi dan radio. Ekonomi kreatif di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi PDB pada urutan ke-7 dari 10 sektor pemasukan pendapatan negara, yaitu rata‐rata sebesar 104,638 triliun Rupiah pada tahun 2002‐2006.

Di pemerintahan Jokowi - JK, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memang ditiadakan. Menurut rencana Kemenparekraf akan berganti menjadi Badan Ekonomi Kreatif RI yang langsung berada di bawah presiden RI.

(1)
Ekonomi Kreatif di Indonesia

Sektor ekonomi kreatif bagai mata air yang tak pernah kering. Beragam ide bermunculan ke permukaan tiap tahun. Periode tahun 2002‐2006 ekonomi kreatif mampu menyerap tenaga kerja dengan rata‐rata sebesar 5,4 juta pekerja. Produktivitas tenaga kerja dalam sektor ekonomi kreatif mencapai 19,5 juta per pekerja tiap tahun. Produktivitas tenaga kerja pada sektor ini lebih tinggi dari produktivitas nasional yang hanya mencapai kurang dari 18 juta rupiah per pekerja per tahunnya. Rekaman data tersebut menunjukkan potensi ekonomi yang luar biasa. Negara dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar, apabila mampu memaksimalkan potensi kemajemukan bangsa Indonesia. Keanekaragaman Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa, pulau, budaya, adat, kesenian dan bahasa merupakan modal yang tidak kunjung habis untuk digali dan dikembangkan agar memiliki nilai ekonomi.

Potensi keanekaragaman ekonomi kreatif di Indonesia memiliki kekuatan yang berbasis pada lokalitas. Ragam ciri khas lokal yang sudah mendunia seperti batik, tenun ikat, fesyen hijab merupakan sedikit contoh yang dapat menggambarkan bahwa ekonomi kreatif yang berakar pada lokalitas pun dapat mendunia. Pembaharuan dalam motif batik merupakan salah satu cara agar batik dapat peka terhadap perubahan zaman dan kebutuhan konsumen. Iwan Tirta dan Anne Avantie merupakan desainer yang tekun terhadap pengemasan kembali batik agar berterima pada konsumen muda dan dunia. Kreasi batik Iwan Tirta kerap dikenakan dalam beragam acara kenegaraan. Sedangkan, gaun-gaun rancangan Anne Avantie dikenakan pada acara kontes Miss Universe.

Fesyen hijab di Indonesia yang berbeda dengan arus utama pun mulai merangsek pasar luar negeri. Penduduk negara yang mayoritas beragama Islam seperti Malaysia, Brunei Daussalam dan negara Timur Tengah sudah tertarik terhadap kekhasan fesyen hijab Indonesia. Beberapa desainer fesyen hijab seperti Dian Pelangi, Shafira mulai berhasil memasarkan kreasi hijabnya ke mancanegara. Didiet Maulana dengan tenun ikatnya mampu bersaing di kancah global, bahkan melalui lini produknya IKAT dikenakan sebagai pakaian resmi di peserta APEC 2013.

(2)
Usulan Program Bidang Sosial dengan Paket Internet Gratis Indosat

Penulis memiliki keinginan mengangkat lokalitas menjadi mengglobal. Sarana yang dapat untuk mempromosikan keunikan masing-masing daerah dalam ekonomi kreatif adalah dengan membuat buku. Melalui fasilitas paket internet gratis dari Indosat, penulis hendak memetakan dan mendokumentasikan ragam potensi ekonomi kreatif masing-masing daerah, termasuk menampilkan profil pelaku-pelaku usaha ekonomi kreatif. Paket internet gratis dari Indosat akan penulis gunakan untuk berselancar di dunia maya dalam rangka melakukan pengumpulan data potensi dan jenis ekonomi kreatif di Indonesia.

Selanjutnya, keanekaragaman budaya lokal masing-masing daerah tersebut didokumentasikan dan disebarluaskan melalui buku. Buku-buku tersebut dapat didistribusikan dalam lingkup lokal dan nasional. Sedangkan untuk promosi di luar negeri dapat pula membuat terjemahan dari buku-buku tersebut. Untuk daya jangkau yang tak terbatas dan tak terhambat oleh waktu, penulis juga hendak membuat blog khusus tentang ekonomi kreatif yang memuat ragam potensi ekonomi kreatif di Indonesia.

Penulis membayangkan jika buku-buku yang memuat potensi ekonomi kreatif suatu daerah dapat menjadi dokumen yang dapat dijadikan pegangan dan panduan tiap pemangku kebijakan dan pemerintah daerah dalam menentukan strategi kebijakan dalam rangka mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Setiap lima tahun sekali buku-buku tersebut dapat diperbaharui dengan mengamati perubahan dan perkembangan ekonomi kreatif di masing-masing daerah. Pendokumentasian dalam bentuk buku merupakan warisan yang dapat terus diestafetkan kepada masyarakat, pelaku usaha, akademisi, dan satuan kerja pemerintah kota/ pemerintah kabupaten.

(3)
Rancangan Buku Ekonomi Kota Kreatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun