Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Habitus Pembelajaran Daring

14 Mei 2020   02:14 Diperbarui: 14 Mei 2020   02:30 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan Video Streaming Pembelajaran - Foto DokPri

Berbuat baiklah seolah kau mati esok hari. 

Belajarlah terus seolah kau akan hidup selamanya. 

(Mahatma Gandhi) 

Pendidikan adalah hak semua orang. Nyaris sepanjang hidup manusia, ia akan belajar. Belajar tak melulu di lembaga formal, melainkan dapat pula belajar dari beragam peristiwa kehidupan yang silih berganti hadir. Pemaknaan dari tiap peristiwa kehidupan merupakan proses pembelajaran manusia sepanjang hidup. Terkadang proses pembelajaran dalam peristiwa kehidupan belumlah cukup.

Untuk dinilai cakap dalam satu bidang seseorang membutuhkan bukti selembar ijazah. Di republik ini masih lebih menghargai selembar ijazah untuk menilai kecakapan seseorang, meskipun terkadang ijazah tersebut diragukan keabsahannya. Mobilitas sosial seseorang dapat diubah salah satunya melalui jalur pendidikan.

Dalam proses pendidikan ia dibentuk karakter dan semakin dipertajam talentanya agar mampu memutuskan jalur karir yang nanti akan ditempuh. Bagi sebagian rakyat Indonesia masih memandang pendidikan adalah modal utama dalam menjalani kehidupan, terutama dalam mencari pekerjaan dengan penghasilan yang baik.

Mobilitas sosial vertikal dapat lebih cepat digapai, jika seseorang meraih gelar sarjana atau pascasarjana. Tuntutan zaman atau meningkatnya tanggung jawab pekerjaan kadang mewajibkan seorang individu menempuh kuliah lanjut atau meraih gelar sarjana. Namun, seperti sudah kerap dibahas di media massa masih terdapat masalah tentang tidak meratanya pendidikan yang berkualitas baik di Indonesia.

Selain itu, masih pula terdapat masalah tentang persebaran guru yang belum merata. Tidak merata akses pendidikan menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi sehingga banyak dari masyarakat yang belum memiliki pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak.

Permasalahan belum meratanya akses pendidikan, kini dapat diatasi dengan semakin meningkatnya teknologi informasi dan komunikasi. Keterbatasan waktu dan jauhnya jarak dapat dipangkas oleh kelas daring (online). Membuka kelas daring memerlukan kesiapan aplikasi pembelajaran berbasis teknologi informasi. Dibutuhkan sarana dan infrastruktur yang mendukung. Di era pandemi saat ini pembelajaran daring menjadi solusi, walaupun di beberapa daerah di Indonesia masih terkendala jaringan listrik dan internet yang byar pet.

Dari hasil riset data oleh penulis, kini cukup tersedia aplikasi menyelenggarakan program kuliah e-learning, kelas daring, dan sertifikasi daring. Kendala akses dan persebaran tenaga pendidik dapat diatasi oleh beragam aplikasi pendidikan. Aplikasi pendidikan digital seperti Khan Academy memberikan pendidikan berkualitas bagi siapa saja, tanpa terbatas jarak dan waktu. 

Selain itu, di beberapa sekolah dan kampus sudah memiliki  Learning Management System (LMS), materi pembelajaran dan perkuliahan dalam bentuk video, audio, materi presentasi, forum diskusi, live chat, tugas dapat diakses kapan saja dan di mana saja.

E-Learning dan Solusi Pendidikan di Indonesia 

E-learning kadang bermuka dua. Satu sisi merupakan jalan keluar bagi sekolah atau kampus yang cukup dengan dana, fasilitas internet melimpah. Sisi berbeda, kesenjangan digital di Indonesia masih cukup kentara. Di beberapa daerah, kini didapati sekelompok pelajar atau rombongan mahasiswa yang menjadi pemburu sinyal. Mereka mencari sinyal di daerah perbukitan, ada yang naik ke pohon, bahkan ke atap rumah/ mesjid.

Bagi daerah yang berlimpah sinyal pembelajaran daring mudah dilaksanakan.  Naidu (2006) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan secara sengaja jaringan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan mengajar.

Model penyelenggaraan e-learning terbagi dalam tiga bentuk, yaitu adjunct, mixed, dan fully online (Rashty,1999). Model adjunct merupakan proses pembelajaran tradisional plus. Pembelajaran masih didominasi tatap muka, namun ditunjang pengayaan materi/ tugas bersumber dari internet. Model mixed memosisikan sistem penyampaian materi/ tugas secara daring  sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Model fully online menyajikan semua interaksi pembelajaran dan penyampaian bahan ajar terjadi secara daring.

Habitus Baru: Belajar Daring

Mengubah kebiasaan yang melekat sungguh tidak mudah. Diperlukan kesadaran penuh untuk meninggalkan kebiasaan yang terkadang sudah mendarah daging. Pembelajaran daring mau tidak mau akan mengubah cara belajar. Kecepatan teknologi informasi sungguh menjadi senjata bermata dua. Di satu sisi, pembelajar dapat selangkah lebih tahu dari guru atau dosen. Di sisi lain, jika si pembelajar tidak tepat mengakses sumber belajar, ketidakjelasan konsep yang didapat. Membingungkan jadinya.

Pola belajar yang menjadikan pembelajar sebagai obyek sudah usang. Sudah bukan zamannya lagi, para pembelajar dianggap sebagai kertas kosong. Di era pembelajaran kiwari, mereka kini sebagai subyek pembelajaran. Habitus lama yang masih melekat pada pengajar dan pembelajar perlu diubah perlahan dalam konteks pembelajaran daring.

Habitus adalah nilai-nilai sosial yang dihayati oleh manusia, dan tercipta melalui proses sosialisasi nilai-nilai yang berlangsung lama, sehingga mengendap menjadi cara berpikir dan pola perilaku yang menetap di dalam diri manusia tersebut (Wattimena,2012). Habitus yang telah berlangsung lama dapat mengakar hingga sampai mempengaruhi tubuh fisiknya. Oleh karena itu, diperlukan kesiapan berubah dari pengajar dan pembelajar demi tercapainya tujuan pembelajaran daring.

Video Pembelajaran Daring - Foto DokPri
Video Pembelajaran Daring - Foto DokPri
Keberhasilan E-Learning 

Kehadiran e-learning merupakan suatu konsekuensi logis seiring meningkatnya teknologi informasi dan komunikasi dan semakin meningkat kesibukan tiap orang, namun ingin meningkatkan kompetensi keahlian dan peningkatan karir. Agar e-learning dapat berhasil diperlukan kerjasama antara guru atau dosen, konsultan teknologi informasi, dan desainer pembelajaran.

Guru atau dosen bertanggung jawab untuk pemilihan strategi pembelajaran, konsultan teknologi informasi berkonsentrasi untuk menentukan fitur-fitur yang diperlukan agar pengalaman belajar sesuai dengan platform, dan desainer pembelajaran dituntut mampu menerjemahkan tujuan pembelajaran melalui pilihan teknologi yang tersedia.

Selain itu, keberhasilan e-learning perlu mempertimbangkan pendekatan determinisme sosial yang berkenaan transformasi sosiokultural (Wirasti,2013). Transformasi tersebut meliputi nilai efisiensi, displin, akurasi, etos belajar, dan berkembangnya kultur belajar mandiri. Walaupun perangkat keras e-learning di Indonesia sudah baik, akan sulit pembelajar e-learning berhasil secara optimal, jika di kalangan mereka tidak memiliki kultur belajar mandiri.

Daftar Pustaka

Naidu. 2012. Sistem Pembelajaran E-Learning. Jakarta: Raja Grafindo.

Wirasti. Murti Kusuma. 2006. Virtual Learning. Jakarta: Pustekkom.

Wattimena. Reza. 2012. Pendidikan Menurut Pierre Bourdieu. www.rumah filsafat.com,

diakses pada 10 April 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun