Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suatu Pagi di Jalan Raya Solo-Jogja

5 Oktober 2020   20:53 Diperbarui: 5 Oktober 2020   21:00 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Raya Solo-Jogja. [Dokpri]

Hari masih pagi ketika Aku dan rombongan melaju di jalan raya Solo-Jogja. Hari Minggu waktu itu. Jalanan relatif sepi. Mobil berjalan pelan ketika masih di dalam kota.

Selepas Kartasura, pak sopir mulai menambah kecepatan. Jalan lengang, mobil pun berjalan tanpa hambatan. Dan pemandangan pagi yang cerah benar-benar membuat tubuhku segar  kembali setelah satu minggu berkutat dengan rutinitas kerjaku.

Warung-warung makan sepanjang jalan belum banyak yang buka. Untungnya kami semua sudah sarapan pagi dari rumah. Dan mobil pun terus melaju cepat meninggalkan Kartasura.

Aku duduk di samping pak sopir. Kami semua saling bertukar cerita di  sepanjang perjalanan. Hingga jauh di depan Aku melihat deretan mobil diparkir di sepanjang tepi jalan raya. Biasanya itu warung makan. Pak sopir pun mengiyakan. Pak sopir sengaja memperlambat laju mobilnya.

"Ada yang mau sarapan lagi? Ada warung soto di depan itu," kata pak sopir. 

Sepertinya kami belum begitu lapar dan mobil yang kami tumpang terus melaju pelan melewati warung soto itu. Warung soto itu sebenarnya kecil bangunannya. Untuk menuju ke sana harus turun dari jalan raya karena letak warung itu ada di bawah. Tempat parkir sepertinya nggak ada.

Tapi pagi itu warung soto terlihat penuh, banyak pembeli bermobil, entah jika pada hari yang lain. Terlihat deretan mobil diparkir di sepanjang tepi jalan raya depan warung. Mobil yang aku tumpangi pun terus melaju pelan melewatinya.

Tapi entah mengapa sepasang mataku ini harus menengok ke arah warung soto itu. Dan Aku melihat gadis itu ada di sana! Dia duduk di bangku pinggir bersama para pembeli lainnya. Benarkah gadis itu ada di sana? Atau mungkin aku cuma salah lihat? Tapi baju panjang lusuh dan rambut kusut agak 'njewowok' mengingatkan Aku pada sosok fenomenal gadis berambut panjang ... Mbak Kunti.

Penasaran ...!

Aku sampai menoleh ke belakang hingga dia hilang dari pandangan mataku karena mobil yang aku tumpangi terus melaju pelan.

Tetapi dia tidak seperti sedang makan. Dia hanya duduk tegak di bangku dengan muka lurus dan pandangan ke depan. Mengapa gadis berambut panjang ada di tengah keramaian warung itu? Bukankah gelap dan sepi adalah tempat kesukaannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun