Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Puasa dan Hakikat "People Power" yang Sesungguhnya

20 Mei 2019   22:18 Diperbarui: 21 Mei 2019   18:53 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia (kita) adalah makhluk paling mulia dan diciptakan dalam sebaik-baik bentuk. Dikatakan paling mulia karena manusia diberikan akal pikiran serta hati nurani untuk mengontrol nafsunya disetiap gerak dan langkah perbuatan dalam kehidupannya. Tetapi adakalanya bahkan sering kita sebagai manusia tidak mampu mengontrol nafsu sehingga perbuatan kita tidak mencerminkan perbuatan seorang manusia. Nafsu menguasai akal dan pikiran kita. 

Nafsu menguasai hati nurani kita. Hingga pada titik-titik tertentu perbuatan kita tidak ubahnya seperti binatang. Bahkan bisa lebih rendah derajatnya dari binatang. Meskipun kita mengaku sebagai orang yang beragama dan mengakui adanya Tuhan.

Karena pada hakikatnya agama adalah sistem keyakinan yang bersifat individu yang mengakui adanya kekuatan besar yang tidak mungkin terjangkau oleh diri kita dan akan mewujud dalam perilaku saat kita berinteraksi dengan sesamanya. 

Agama hanya kita gunakan sebagai kedok untuk mencari pembenaran atas perilaku kita sendiri yang kadang keliru dalam memahami agama. Nafsu serakah (ingin menguasai), nafsu ingin kekayaan, dan nafsu ingin kekuasaan akan memunculkan konflik antar pemeluk agama yang sama maupun dengan agama lain.

Kita pun akan terkotak-kotak menjadi kelompok-kelompok dalam agama yang sama karena egoisme masing-masing kelompok yang didasari oleh keyakinan yang berbeda dalam memahami Tuhan dan agama itu sendiri. 

Kelompok-kelompok dalam agama tersebut akan menjadi kelompok sosial maupun kelompok kepentingan yang saling berkompetisi berebut pengaruh dalam masyarakat untuk menyalurkan kehendak nafsunya sendiri. 

Mereka membawa misi atau kepentingan kelompoknya sendiri dengan dibungkus simbol-simbol agama yang tidak selalu sejalan dengan pesan dan ajaran suci dari agama yang mereka anut. Sehingga performance atau wajah agama yang ditampakkan terlihat menakutkan bagi sebagian masyarakat.

Sebagian dari mereka menempatkan dan memperlakukan agama lebih tinggi dari Tuhan itu sendiri, suatu cara yang tidak pas dalam beragama. Sehingga akan melahirkan orang-orang yang tidak mempunyai kekuatan (people tanpa power) untuk mengendalikan nafsu kotornya. Tidak mempunyai kekuatan untuk memanfaatkan potensi hati nurani dan akal pikirannya sebagai makhluk paling mulia di muka bumi ini. Untuk itu mereka akan memanfaatkan kekuatan masyarakat (people power) untuk mencapai tujuan kelompoknya. Suatu cara yang ilegal dalam sebuah negara demokrasi seperti negara kita ini karena sudah ada saluran-saluran yang tersedia untuk menyelesaikan konflik-konflik antar kelompok dalam masyarakat.

Manusia akan kehilangan jati dirinya sebagai manusia karena nafsu mereka bertindak atas nama agama untuk saling sikut, saling serang, dan saling menjatuhkan. Manusia tidak lagi menyembah Tuhannya tetapi menyembah agama yang telah dimanipulasi sesuai dengan kepentingan dan nafsu-nafsu kotor mereka.

Tapi Alloh ... Tuhan Yang Maha Pengasih telah memberikan suatu petunjuk agar kita kembali beragama dengan benar dan dapat mengontrol nafsu untuk menyelesaikan konflik antar pemeluk agama. Dalam siklus waktu satu tahun perjalanan hidup manusia, Alloh memberikan waktu satu bulan penuh bagi kita untuk memperbaiki diri agar kembali menjadi manusia, makhluk yang paling mulia di muka bumi ini. 

Satu bulan itu dinamakan bulan Ramadhan. Di mana pada bulan itu Alloh memberikan rahmat, ampunan, serta membebaskan orang-orang beriman dari siksa api neraka. Orang beriman diwajibkan berpuasa, yaitu menahan makan dan minum serta hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Selain itu menahan segala macam nafsu pendengaran, pandangan, ucapan, gerakan tangan dan kaki dari perbuatan sia-sia yang dapat mengakibatkan dosa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun