Dengan teknik ini, saya bisa menghidupkan kembali seni kartografi klasik sambil tetap memanfaatkan teknologi modern. Menggambar peta bukan hanya soal ketelitian, tapi juga bikin kita lebih paham tentang dunia tempat kita tinggal. Siap untuk memulai petualangan geografis saya!
Tantangan dalam Penulisan
Selama proses menyalin peta di atas kertas kalkir dan plastik transparan, saya menghadapi beberapa tantangan yang bikin saya harus sabar dan teliti. Pertama, saya kesulitan melihat detail kecil di peta asli, terutama saat menyalin elemen yang sangat halus, meskipun sudah menggunakan meja lampu. Hal ini bikin saya harus ekstra hati-hati supaya hasil salinan tetap akurat.
Kendala berikutnya adalah menjaga skala dan proporsi peta. Saat memindahkan elemen seperti garis kontur atau batas wilayah, saya khawatir skala yang saya salin tidak pas, sehingga harus bolak-balik memeriksa setiap garis yang saya buat.
Menggunakan alat seperti penggaris di kertas kalkir juga terasa tricky, karena kertas ini gampang tergeser. Akibatnya, garis-garisnya sering melenceng dari tempatnya. Kerapuhan kertas kalkir membuat saya harus ekstra hati-hati agar tidak menggoresnya terlalu keras, yang bisa bikin kertasnya rusak.
Meski menghadapi semua tantangan ini, pengalaman ini sangat berharga. Saya belajar banyak tentang kesulitan teknis dalam kartografi manual dan melatih ketelitian saya dalam menghasilkan peta yang presisi. Pada akhirnya, hasil yang saya dapatkan memberi kepuasan tersendiri, karena setiap detail yang saya kerjakan dengan tangan benar-benar memengaruhi kualitas akhir peta tersebut. Siapa sangka menggambar peta bisa jadi pengalaman yang
 begitu menarik!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI