Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Salam dan Curhatku untuk Rekan Wartawan dan Narablog yang (Diam-diam) Baca Kompasiana

15 Desember 2021   12:34 Diperbarui: 15 Desember 2021   13:02 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salam hangat untuk wartawan dan narablog profesional pembaca Kompasiana - dok Kompasiana

Kompasiana adalah media warga "biasa" untuk menulis. Inilah blog warga terbesar di Indonesia. Saya dan Kompasianer lain tentu sangat bangga menjadi warga Kompasiana. 

Saya mendapati, ada beberapa rekan wartawan dan narablog (blogger) profesional yang (diam-diam) membaca artikel warga di Kompasiana ini. 

Saya juga sempat berinteraksi dengan sejumlah (mantan) wartawan dan narablog profesional penikmat Kompasiana. Sebagian dari mereka juga menulis di Kompasiana ini. Saya pun menikmati karya-karya apik mereka. 

Baca: Reportase Kompasiana Lawan Arus Jakartasentrisme Media

Tanpa perlu menyebut nama, kelihatan sekali betapa tingginya mutu tulisan para (mantan) wartawan dan penulis blog profesional. Saya belajar banyak dari rekan-rekan sekalian. 

Kita juga sama-sama menyemarakkan literasi Indonesia dengan tulisan kita. Saya dengan anggitan bersahaja, sementara rekan-rekan wartawan dan narablog profesional dengan karya-karya memesona. 

Terima kasih

Saya juga berterima kasih atas koreksi dan apresiasi yang disampaikan pada saya, baik secara langsung di kolom komentar artikel, maupun secara pribadi melalui chat. 

Tak lupa, saya bersyukur boleh berlomba bersama rekan-rekan sekalian dalam aneka kompetisi di Kompasiana ini. 

Sudah sejak beberapa waktu, saya mengubah pola pikir saya. Saya tidak memandang siapa pun sebagai saingan yang harus dikalahkan. Sebaliknya, saya anggap peserta lomba sebagai mitra lomba. 

Pula rekan-rekan sesama penulis dan pembaca Kompasiana (lazim disebut Kompasianer), saya anggap sebagai sahabat literasi, meski kita berbeda pandangan dan selera makan. 

Menerima kekalahan adalah hal yang pahit, tetapi juga bermanfaat. 

Saya justru merasa penasaran ketika belum berhasil mendapatkan kemenangan. Tulisan-tulisan para pemenang sebisa mungkin saya baca untuk saya ambil hikmahnya. 

Maaf dan curhat

Di sisi lain, saya harus jujur bahwa dalam banyak kesempatan, saya mengambil inspirasi tulisan dari karya para rekan wartawan dan blogger profesional. Tidak selalu saya cantumkan sumber inspirasi. Maaf.

Akan tetapi, tidak jarang saya juga mendapati, sejumlah kecil oknum wartawan mengambil inspirasi dan atau meniru, bahkan mengunggah ulang tulisan saya di Kompasiana untuk tujuan komersial. Tanpa meminta izin atau setidaknya memberitahu saya. 

Saya pernah "silaturahmi kepepet" dengan sejumlah media massa ternama gegara hak cipta saya yang dilanggar. Juga pernah "terpaksa bertukar pikiran" dengan kreator konten di YouTube karena hal senada. 

Sampai-sampai, saya terpaksa menulis di keterangan pada profil akun Ruang Berbagi ini: "Artikel berhak cipta. Dilarang menggunggah ulang untuk kepentingan komersial." 

Bukan karena saya pelit lantas saya tulis begitu, tetapi karena justru orang-orang yang hendak saya tolong dengan menulis di Kompasiana yang dirugikan penjiplak konten. Jumlah klik -yang saya harapkan bermetamorfosis jadi dana sosial - berkurang gegara penjiplakan artikel di luar Kompasiana. 

Rekan-rekan Kompasianer lain pun kiranya sangat kecewa ketika mendapati konten mereka digunakan secara komersial tanpa izin. 

Sesuai aturan Kompasiana, disebutkan bahwa tulisan adalah milik penulis konten, bukan milik Kompasiana.  "Penggunaan konten di Kompasiana untuk keperluan komersil hanya boleh dilakukan atas seizin Kompasianer dan pihak yang memiliki konten tersebut."

Saya justru merasa sangat tersanjung ketika rekan-rekan wartawan dan narablog profesional berkenan membaca tulisan saya yang semenjana ini. Sayangnya, ketersanjungan itu bisa runtuh seketika kala ada oknum yang "korupsi" konten yang dibuat kompasianer dengan penuh pengorbanan.

Salam sehat dan salam hormat

Karena itu, mari kita saling menghormati hak cipta. Cukup sudah pengalaman buruk ketika sejumlah artikel milik penulis di Kompasiana digunakan untuk kepentingan komersial tanpa izin penulis yang bersangkutan. 

Saya akhiri tulisan curhat ini dengan salam hangat untuk para wartawan dan narablog profesional budiman, yang (diam-diam) membaca Kompasiana. Salam hormat saya untuk rekan-rekan sekalian, mitra saya dan Kompasianer lain dalam berkarya mencerdaskan bangsa.

Kita satu hati dalam memajukan literasi bangsa. Mari jalin silaturahmi literasi. Salam sehat dan salam hormat selalu dari saya, warga biasa yang masih unyu-unyu dalam menulis. Mari kita saling dukung, bukan saling tikung 😊. 

R.B. dengan surel: ruangberbagikompasiana@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun