Irak diperkirakan adalah tempat asal Abraham atau Ibrahim, tokoh penting dalam Yudaisme, Kristianitas, dan Islam. Kota kuno Ur Kasdim yang terletak di Irak disebutkan dalam Alkitab sebagai kampung halaman Abraham atau Ibrahim.
Pada 1920-an dan 1930-an, arkeolog Inggris Leonard Woolley menggali sekitar 35.000 artefak dari Ur. Wooley menemukan sisa-sisa pemakaman kerajaan yang mencakup lebih dari 2.000 pemakaman, rangkaian pelindung kepala, mahkota, dan perhiasan emas yang dari sekitar 2600 SM. Saat itu, penemuan di Ur tersebut menyaingi makam Raja Tut di Mesir.
Dalam perjalanan waktu, Irak yang dulunya bernama Mesopotamia menjadi rumah bagi aneka pemeluk agama-agama.Â
Menurut laman brittanica.com, 98% warga Irak adalah Muslim. Sekitar tiga perlima penduduk adalah Syiah, dan sekitar dua perlima adalah Sunni. Terutama karena alasan politik, pemerintah Irak tidak menyediakan statistik yang cermat tentang proporsi relatif populasi Sunni dan Syiah.Â
Diplomasi Damai Vatikan-Irak
Keputusan untuk secara resmi menyatakan Natal sebagai hari libur nasional datang setelah pertemuan 17 Oktober antara Kardinal Irak Luis Raphael Sako, Patriark Babilon Khaldea dan Presiden Irak Barham Salih. Kardinal Sako sebagai wakil Tahta Suci Vatikan mengusulkan pengakuan Natal sebagai hari libur nasional di Irak.
Dalam pertemuan itu, Presiden Barham Salih Salih mengapresiasi peran penting warga kristiani Irak yang tetap berkiprah membangun negara meski mengalami diskriminasi dan kekerasan selama bertahun-tahun.
Diplomasi Gereja Katolik ritus Romawi (Vatikan) dengan dunia Islam sebenarnya bukan sesuatu yang sungguh baru. Dialog antaragama demi perdamaian yang dilakukan tokoh Gereja Katolik dengan tokoh Islam sudah berlangsung sejak lama.