Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Reportase Kompasianer Lawan Arus Jakartasentrisme Media

14 November 2020   12:46 Diperbarui: 15 November 2020   15:56 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reportase kiprah suster laurentina pembela buruh migran - dokpri

Baru-baru ini saya menulis artikel ulasan potensi bahaya letusan gunung Merapi. Ketika artikel itu ditayangkan dan dikomentari seorang rekan komunitas kompasianer Jogjakarta (K-Jog), saya baru tersadar bahwa kompasianer adalah aset dan pemengaruh (influencer) lokal.

Seandainya terjadi bencana alam di wilayah tertentu, (komunitas) kompasianer bisa menjadi aset berharga bagi banyak pihak yang ingin berbuat kebaikan. 

Di luar situasi bencana, kompasianer juga sangat berperan sebagai aset dan pemengaruh lokal. Saya masih ingat betul tulisan rekan Hendra Wardana yang berjudul "Bagaimana Jika Artikelmu di Kompasiana Memakan "Korban" dan "Berdampak Buruk"?" 

Tulisan itu antara lain memuat bagaimana dampak kritik yang disampaikan di Kompasiana bisa menjadi pemantik perbaikan layanan publik dan swasta di daerah.

Saya kutip paragraf menarik anggitan Hendra Wardhana ini: "Setiap kali menulis blog, entah itu berupa berita, laporan, cerita perjalanan, atau sekadar opini, tujuannya saya hanya satu, yakni menghadirkan kebaikan. Kalaupun isinya tentang kejadian kurang baik, semangat yang melatari penulisannya tetap bertumpu pada keinginan untuk mendorong perbaikan."

Saya dan Anda kiranya sangat sepakat dengan pendapat di atas. Kiranya kita juga perlu menyepakati (kembali) fitrah kita sebagai kompasianer. Kita adalah aset dan juga pemengaruh lokal (dan nasional, bahkan mondial) melalui tulisan-tulisan yang kita tayangkan di Kompasiana.

Pertanyaan untuk kita renungkan: selama ini tulisan-tulisan kita apakah sudah juga mencerminkan kepedulian sebagai warga yang baik? 

Jika kita membuka mata hati kita, ada banyak persoalan di lingkungan sekitar yang bisa kita angkat dalam tulisan.

Mungkin kita tidak punya solusi. Akan tetapi, dengan meliput permasalahan atau gejala itu dan menayangkannya di Kompasiana, siapa tahu akan ada gagasan solutif yang muncul. Siapa tahu lembaga terkait akhirnya menanggapi tulisan kita dengan aksi nyata.

Mari kita menulis dan mengapresiasi reportase warga rekan-rekan kompasianer. 

Syukurlah, setakat ini ulasan tema lokal masih kita temukan di Kompasiana. Ada juga cukup banyak ulasan tokoh-tokoh inspiratif dari daerah. Merekalah pahlawan-pahlawan lokal yang perlu diviralkan. Terus terang, inilah salah satu alasan saya dan Anda membaca dan menulis di Kompasiana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun