Adanya KBBI dan Tesaurus daring membuat (mantan) pemuda lebih mudah memeriksa ketepatan ejaan dan makna kosakata bahasa Indonesia. Telaah Drone Emprit yang dirilis di akun Twitter Ismail Fahmi menunjukkan peningkatan minat warganet terhadap KBBI.
Selain Pak Khrisna Pabichara, di Kompasiana yang berulang tahun ke-12 ini ada pula cukup banyak pemerhati dan praktisi kebahasaan. Tanpa bermaksud melupakan dan mengerdilkan banyak penulis ulung lain, saya sebutkan sejumlah nama yang saya kenal.
Ada Pak Nursalam AR, Ibu Dwi Klarasari, tambah lagi, banyak sekali penulis, editor, penerjemah, wartawan, pendidik, narablog profesional, dan warga biasa pemerhati kebahasaan yang jadi warga Kompasiana.
Jurusan bahasa Indonesia pun kiranya masih diminati banyak pemuda-pemudi. Rekan muda Rifan Bilaldi adalah salah seorang penulis muda Kompasiana yang sering menyajikan artikel kebahasaan popular nan bergizi. Sila klik akunnya di sini.
Rekan-rekan Kompasiana pun gemar menganggit karya dengan kosakata unik. Coba tengok kanal Fiksiana. Kata-kata indah bertuah bertebaran di mana-mana, menunggu pembaca yang ingin menimba kosakata bahasa Indonesia nan kaya.
Apakah (mantan) pemuda-pemudi masih bergairah dalam mencintai bahasa Indonesia? Jangan hanya mengutuki kegelapan. Jadilah lilin kecil yang menerangi kegelapan. Mulailah dan teruslah menulis adikarya dalam bahasa Indonesia.Â
Mari bersumpah untuk memenuhi situs internet, perpustakaan, koran, dan hati banyak orang dengan tulisan berbahasa Indonesia! Salam literasi dari penulis abal-abal. R.B.