Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Terungkap, 6 Cara Jitu Dapat Label Artikel Pilihan Kompasiana

31 Agustus 2020   14:24 Diperbarui: 31 Agustus 2020   21:10 1999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis -pexels.com/bongkarn

Nama besar Kompasiana adalah magnet yang kuat. Penulis dan warga biasa tentu bahagia kala tulisannya mejeng di blog warga terbesar di Indonesia ini. Apalagi bila tulisannya mendapat label "pilihan", yang potensial mendapat label "artikel utama" Kompasiana.

Banyak Kompasianer pemula bertanya, bagaimana caranya dapat label artikel pilihan (dan utama) di Kompasiana? Meskipun saya pernah mengulas ini, rasanya topik ini selalu menarik dan berguna. Sebabnya, Kompasiana juga terus memperbaharui informasi terkait syarat-syarat artikel mendapat label pilihan dan artikel utama. 

Mimin Kompasiana Pasangan Hidup Idaman

Kompasiana didukung tim admin kece yang patut jadi pasangan hidup idaman. 

Bayangkan, tulisan amburadul saja diperhatikan Mimin Kompasiana, apalagi kamu :)

Mungkin ada Kompasianer pemula yang belum tahu, Mimin Kompasiana selalu siaga 24 jam. Siap membaca tiap artikel yang diunggah, bahkan oleh "hantu-hantu" yang lagi galau lalu menulis lewat tengah malam.

Nah, Mimin Peri...eh Mimin Kece ini siap mengganjar artikel bermutu dengan label pilihan dan artikel utama. Tentu saja, Mimin Kompasiana tak sembarang memilih jodoh. Ada seleksi ketat. Mirip calon mertua memelototi calon mantu dari ujung jari kaki sampai isi dompet. Ehhh..

Enam Cara Jitu Dapat Label Pilihan

Menurut Kompasiana, aliran "Pilihan" pada lama muka Kompasiana dapat memuat hingga maksimal 40 konten. Label "Pilihan" akan diberikan kepada konten (reportase, opini, dan fiksi) yang memenuhi setidaknya satu dari enam kriteria berikut:

1) Komprehensif; 2) Aktual dan Faktual 3) Unik dan Menarik; 4) Bermanfaat; 5) Memiliki unsur kebaruan (novelty) dan 6) Katarsis

Sementara itu, dua alasan yang membuat gagal mendapat predikat "Pilihan" adalah: 1) Memuat informasi yang belum dapat dikonfirmasi dan 2) Spamming.

Saya akan ulas enam kriteria label "Pilihan" sesuai pengamatan dan pengalaman saya. Tentu tidak akan sepenuhnya sesuai maksud admin Kompasiana, tetapi setidaknya semoga jadi bantuan bagi penulis pemula:

1. Menulis secara komprehensif

Komprehensif artinya menyeluruh. Sebuah artikel yang baik menyajikan ulasan mengenai suatu hal secara kurang lebih utuh. Pertanyaan standar untuk memandu kita adalah rumus: Apa, Siapa, Kapan, Di mana, Mengapa, Bagaimana.

Misalnya topik yang kita pilih adalah "Saran Kanal Youtube Favorit". Kita ingin menulis tentang seorang youtuber yang membuat konten berupa cara bertanam aquaponik. Artikel yang komprehensif akan memuat siapa dia, pendidikannya, asal daerahnya, sejak kapan terjun ke bidangnya, siapa inspirasinya, prosesnya sampai punya kanal sendiri, dsb.

Menulis secara menyeluruh berarti juga mengulas satu hal dari setidaknya dua sudut pandang yang berbeda. Misalnya, pentingnya menulis di blog kita ulas dari sudut pandang 1) keuntungan sosial 2) keuntungan intelektual, dan 3) keuntungan finansial.

Sebuah artikel yang komprehensif setidaknya terdiri dari sekitar 300 kata. Karena itu jangan cepat puas diri jika baru menulis empat paragraf pendek. Coba gali lagi tema itu dengan sudut pandang lain. Coba sajikan rincian dan seluk-beluk menarik. 

2. Menulis artikel aktual dan faktual.

Ada dua pokok penting. Pertama, menulislah artikel aktual. Yang aktual adalah yang sedang terjadi dan atau sedang ramai dibicarakan masyarakat, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Boleh saja menulis topik jadul, tetapi dengan sudut pandang yang baru dan unik. Suatu artikel yang jadul biasanya perlu trik khusus agar bisa bersaing dengan artikel aktual-viral yang sedang banyak dicari pembaca.

Karena itu penulis yang baik selalu mengikuti perkembangan terkini. Gunakan waktu untuk menyimak informasi terbaru, jangan cuma asyik nikmati konten tak bermutu di medsos. 

Kedua, menulislah artikel faktual. Faktual artinya berdasarkan fakta. Hindari menulis sesuatu yang bombastis, namun tidak berdasarkan fakta atau ditulis terburu-buru tanpa mengadakan cek fakta ke media arus utama. Ada 3 hal yang harus dilakukan sebelum mengunggah konten: 1) Cek fakta 2) Periksa data dan logika, dan 3) Kembali ke nomor satu.

Boleh saja beropini, tetapi tetap harus logis dan tidak fantastis. Akan sangat ganjil, misalnya, membuat artikel berjudul "Indonesia Akan Hancur Jika Tidak Ganti Nama Jadi Nusantara." Dari mana prediksi ganjil ini mendapatkan logikanya? 

3. Menulis artikel unik dan menarik

Unik artinya hal langka yang umumnya belum diketahui orang banyak. Misalnya, tanaman buah yang hanya tumbuh di daerah tertentu. Unik juga bisa berarti penyajian secara menarik.

Misalnya, ada penulis yang secara unik mengulas mengapa budaya membawa oleh-oleh umumnya dimiliki orang Indonesia. Hal ini sudah umum dipraktikkan, namun jarang ada yang membahasnya secara mendalam. Apakah karena orang Indonesia umumnya memang punya ikatan kekeluargaan kuat sehingga merasa harus membawa oleh-oleh sepulang dari daerah lain? Atau karena orang Indonesia ingin membuktikan diri pernah ke daerah lain?

Ada juga tulisan unik yang bikin tertawa. Misalnya, tulisan Mengapa Porsi Nasi Padang Lebih Banyak Jika Dibungkus ini. Jika diulas lebih tuntas lagi, mungkin artikel unik ini bisa jadi artikel utama. Ini pendapat saya:)

4. Menulis artikel bermanfaat

Tulisan di media massa dan blog warga semacam Kompasiana tentu diharapkan agar dibaca orang banyak.

Artikel bermanfaat banyak sekali contohnya, mulai dari cara meluluhkan hati calon mertua sampai cara menghemat dengan makan di warung ambil nasi dan kuah saja tanpa lauknya. Hehehe.

5. Menulis sesuatu yang mengandung kebaruan

Orang bosan dengan yang itu-itu saja. Youtuber baru, makanan baru, film baru, pemain bola debutan akan jadi topik yang menarik. 

Membahas korupsi juga membosankan jika hanya soal hukum. Beda jika dibahas dengan dihubungkan dengan cerita rakyat tentang kejujuran. 

6. Menulis Katarsis

Salah satu makna katarsis dalam KBBI V adalah "cara pengobatan orang yang berpenyakit saraf dengan membiarkannya menuangkan segala isi hatinya dengan bebas".

Nah, katarsis ini adalah curhat yang bermanfaat bagi pembaca umum. Curhat boleh. Akan tetapi, curhat itu hendaknya juga bermanfaat bagi para pembaca. Bagaimana cara menyikapi suatu masalah hidup? Apa hikmah pengalaman pribadi Anda bagi pembaca?

Si penulis bisa mengungkapkan isi hati dan pengalaman hidupnya dalam artikel agar ia lega sekaligus bisa menjadi inspirasi bagi pembaca yang mungkin mengalami situasi serupa. 

Misalnya seorang mantan pecandu miras menulis "Pengalamanku Bebas dari Miras" secara menarik sehingga pembaca bisa memetik hikmah.

Soal Puisi dan Cerpen Pilihan Kompasiana

Lazimnya, puisi dan karya fiksi yang dipilih admin sebagai artikel pilihan juga memuat salah satu dari enam kriteria di atas. Saya selalu mengajurkan:

1) Carilah tema karya fiksi yang unik. Maaf, bukan bermaksud merendahkan atau membatasi, saya berpendapat bahwa banyak penulis pemula belum sadar bahwa selain percintaan, ada ribuan tema lain yang bisa digali. 

2) Gunakan pilihan kata yang unik. Manfaatkan kamus dan tesaurus daring. Sinonim dan antonim bisa dicari dengan mudah secara daring. Jutaan kata bahasa daerah dan asing bisa digunakan untuk mempercantik karya fiksi.

3) Kemas puisi dengan rima, metafora, majas, dan segala sarana susastra. Kemas cerpen dengan plot yang menarik, gaya tutur yang memikat, dan hikmah yang berfaedah.

Simak tip menulis puisi dari rekan Zaldy Chan berikut ini: 3 Langkah Rahasia.

Tentang kenyamanan dalam menulis, sila baca "Lakukan Ini Jika Ingin Nyaman Menulis" karya rekan I Ketut Suweca.

Teknis Penulisan yang Nyaman Dibaca

Saat menulis, selalu bayangkan diri Anda sebagai pembaca. 

Zaman kiwari, pembaca membaca di layar ponsel yang sempit. Usahakan paragraf tak lebih dari 3-5 kalimat. Upayakan kalimat padat. 

Artikel janganlah telalu boros kata. Jika artikel memang panjang, buat jadi beberapa bagian. 

Judul jangan huruf kapital semua. 

Salah ketik jangan dibiarkan begitu saja. Sedapatnya, ikuti EYD dan PUEBI. Ada kok versi daringnya. Gratis pula.

Yang terpenting, jangan cuma  salin tampal (copy paste), memindahkan terjemahan artikel dari mesin penerjemah, dan atau menjiplak karya orang. 

Sumber foto dan sumber inspirasi penulisan harus disertakan.

---

Demikian sekilas ulasan tentang cara mendapatkan label "Pilihan" di Kompasiana. Kumpulan tip dan trik menulis versi saya sudah saya tuliskan dalam artikel "Trik Menulis Artikel Fiksi dan Non-Fiksi di Kompasiana dan Kompas". Klik saja. 

Jika Anda tidak sebarkan artikel ini, awas....tidak akan terjadi apa-apa. Selamat menulis. Mari berbagi kebaikan lewat tulisan. Salam. 

O ya, jika belum dapat label pilihan, jangan kecewa. Terus belajar. Selain itu, bisa jadi artikel Anda bagus, tetapi admin ngantuk karena kurang ngopi. Karena itu, boleh sekali mengirim kopi ke markas Kompasiana. Gimana, Mimin? Setuju? :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun