Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penyayang Orang Terbuang

19 Agustus 2020   14:37 Diperbarui: 19 Agustus 2020   14:38 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penyayang orang terbuang - pexels.com

Jika hidup adakah keindahan, kami adalah kepingan yang terbuang. 

Tak sedap dipandang. Pantas ditendang-tendang.  

Jika keluarga adalah harta paling berharga, apakah kami kerikil yang tiada nilai? 

Dibiarkan patah terkulai. Di tepi peradaban orangorang abai? 

Mungkin kami tak pernah lagi mandi. Tapi bukan berarti tak suci. 

Kami punya nurani. Punyakah mereka yang membenci mencaci?

*

Hidup seolah tak adil jika tiada para penyayang kami, orang tersingkir

Malaikatmalaikat tak bersayap yang sudi mampir

mengejawantah kasih sayang bukan dengan kata di bibir, apalagi nyinyir

Mereka membawa sekuntum kusuma tak kasatmata

sebuah kata sederhana berhuruf lima: c-i-n-t-a

yang telanjur ramai diucap sampai dunia lupa wujudnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun