Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tom Liwafa dan Pesan "Kalau Tak Bisa Beri, Jangan Sakiti"

9 Mei 2020   05:32 Diperbarui: 9 Mei 2020   05:28 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(repro bidik layar instagram @tomliwafa) via Kompas.com

Karena itu, pada tahun 1993, sebanyak  143 pemimpin agama besar dunia mendukung Aturan Emas atau Golden Rule sebagai bagian dari "Deklarasi Etika Global." Ketika diejawantahkan, Aturan Emas ini dapat berupa perintah maupun larangan:

1) Perbuatlah seperti engkau ingin orang lain melakukannya padamu, dan

2) Janganlah lakukan sesuatu pada orang lain jika engkau tidak ingin orang lain melakukannya padamu.

 

"Kalau Tak Bisa Beri, Janganlah Menyakiti"

Di tengah kesulitan hidup yang mendera, banyak orang (mungkin juga kita) kehilangan kemampuan ekonomi untuk berbuat sesuatu bagi yang memerlukan bantuan.

Kita ingin menolong orang-orang kecil yang kehilangan pekerjaan atau tak dapat penghasilan karena dampak corona. Kita ingin mengulurkan tangan membantu tenaga medis yang berjuang di garda terdepan. Akan tetapi, apa daya. Kita sendiri mungkin kesulitan menjaga dapur tetap mengepul. 

Dalam situasi ini, prinsip "Kalau tak bisa memberi, janganlah menyakiti" wajib kita terapkan. Jika memang sedang alami kesulitan keuangan, tak perlu memaksa diri menyumbang banyak orang. Utamakan kerabat atau tetangga terdekat yang paling memerlukan pertolongan.

Jika memang tak punya keahlian medis, tak perlu menambah beban tenaga medis dengan kelalaian kita dalam menaati prosedur kesehatan. Dengan menaati protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, kita sudah melakukan kebaikan.

Jangan keras kepala di tengah wabah. Mendingan rebahan di rumah daripada keliling membagi kardus bantuan berisi sampah. Lebih baik menikmati rasa rindu kampung halaman daripada nekat mudik dan menjadi pembawa virus yang membahayakan.

Ya, tak ribet kok berbuat baik di tengah wabah ini: "Kalau tak bisa memberi, janganlah menyakiti orang lain". Sesederhana itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun